Dari perannya sebagai peneduh rumah, Didit pelan-pelan menjalankan tugas yang begitu besar dampak dan manfaatnya bagi pembangunan bangsa.
Ia mampu menjahit komunikasi di level elite kekuasaan melalui kemampuan alaminya sebagai komunikator handal penuh kharisma.
Orang selama ini hanya melihatnya sebagai seorang pegiat seni di bidang fashion. Mereka lupa bahwa Mas Didit juga ternyata memiliki kemampuan dalam hal menjembatani kerumitan komunikasi di tataran keluarga penguasa.
Peran terakhir ini tidak bisa dijalankan oleh semua orang, bahkan dari seorang negosiator ulung sekalipun, kalau bukan karena kualitas tertentu yang ia punya.
Terbukti, selama beberapa tahun terakhir, lalu lintas komunikasi di antara keluarga penguasa baik itu dari klan Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo terlihat sedikit mengalami pasang surut, kalau bukan terjadi kemandegan.
Namun, belakangan ini semua terlihat begitu cair, dinamis dan harmonis. Seolah tidak terjadi apa-apa yang menghambat komunikasi.Publik pun jadi bertanya-tanya, siapa aktor kunci di balik ini semua yang mampu melakukan pekerjaan berat merajut benang komunikasi yang tengah kusut itu?
Kondisi di mana tokoh-tokoh politik dan komunikator politik yang selama ini dianggap paling piawai dalam merajut anasir komunikasi angkat tangan untuk mengemban tugas tersebut?
Ternyata, belakangan terkuak bahwa Mas Diditlah salah satu sosok penting, kalau bukan sosok utama, yang bekerja siang dan malam demi mengharmoniskan hubungan semrawut itu.
Dalam poin inilah harus diakui bahwa peran sentral Mas Didit dalam menenun benang komunikasi kebangsaan begitu vital dan penuh makna.