GAY (bukan) Penyakit

Foto (Erry Gusman)
×

GAY (bukan) Penyakit

Bagikan opini
Ilustrasi GAY (bukan) Penyakit

Tidak hanya dari pasangan, kekecewaan itu bisa berasal pula dari sosok perempuan dalam keluarga, seperti ibu, saudara perempuan, dan lainnya yang biasanya sangat dekat hubungannya dan tinggi kepercayaan satu sama lain.Sehingga, hubungan homoseksual menjadi tempat untuk melarikan diri dari semua perasaan kecewa dan terkhianati oleh perempuan-perempuan kepercayaannya.

7.Media Massa

Media massa sangat berperan dalam penyebaran virus gay. Sebut saja tayangan Televisi yang menyuguhkan acara-acara yang melazimkan seorang laki-laki berperan sebagai seorang wanita (waria). Kemudian sikap itu menjadi tren dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak dibawah umur, karena terlalu sering dan banyaknya penayangan. Memang hal tersebut tujuannya adalah untuk menghibur penonton. Namun, anak-anak dibawah umur tadi belum bisa memfilter mana yang baik dan mana yang tidak. Sikap kewanita-wanitaan itu dianggap lumrah dan lucu saat mereka mempraktikkannya. Sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan yang melekat dan semakin mengakar dalam diri mereka tanpa mereka sadari.

Selain itu, adalah media online yang semakin canggih dan berkembang cepat. Tanpa pengetahuan yang cukup tentang bagaiman menggunakan media online (internet) dengan baik dan benar, maka seseorang akan dengan mudahnya melihat tayangan atau informasi mengenai gay. Mungkin awalnya hanya iseng, pengen tahu, lalu mengunjungi situs-situs tertentu yang menunjukkan kenormalan kehidupan para gay.

8.Pengaruh Sosiokultural

Sebagai makhluk sosial tentu manusia mempunyai sifat senang bergaul atau bersosialisasi secara alami. Ada banyak bentuk sosialisasi yang dibangun dan dibentuk oleh manusia, seperti melalui komunitas, organisasi, dan lain-lain. Tidak semua bentuk tersebut membawa dampak positif bagi tiap individu. Ada juga yang membawa akibat negatif dan menjerumuskan. sehingga harus memiliki tips merawat anak yang baik dengan menggunakan tips cerita baik untuk anak.. Gay merupakan virus sosial yang menyebar dan menular melalui pergaulan sehari-hari. Banyak kasus yang mengatakan bahwa kebanyakan laki-laki gay pada mulanya adalah laki-laki normal yang bergaul dalam lingkungan gay. Labelling juga dapat memicu pertumbuhan sifat gay dalam diri seseorang. Saat lingkungan disekitar menjuluki seorang laki-laki normal dengan panggilan banci, waria dan sejenisnya, kemungkinan dia akan berpikiran untuk melakukan hal yang sama seperti julukan tersebut . Didukung dengan kepercayaan diri rendah dan mudah terpengaruh ucapan orang lain, ia bisa berubah menjadi seorang gay. sehingga anda perlu cara meningkatkan keyakinan diri. Itulah beberapa penyebab orang menjadi gay. Jangan menghakimi pelakunya, tapi berilah motivasi padanya agar cepat kembali menjadi normal.

Dari beberapa permasalahan diatas maka kita melihat hal tersebut juga muncul di tengah tengah kehidupan masyarakat Sumatera Barat dengan berbagai alasan dan dalil yang mereka kemukakan walaupun Sumatera Barat yang lebih dikenal dengan Minangkabaunya yang berasaskan Adat besandi syarak ,Syarak basandi kitabullah .Adat mangato syarak mamakai dimana antara adat dan agama (Islam) harus sejalan dalam kehidupan ini.

Dari beberapa kota / kabupaten yang diteliti ternyata tidak ada daerah yang tidak tertular penyebaran perkembangan gay ini tapi didominasi oleh 3 (tiga) kota seperti Padang, Bukitinggi dan Payakumbuh ini dilihat dari perkembangannya dari salah satu Aplikasi gay di media massa diluar 3 kota tersebut perkembangannya juga ada tapi tidak segencar daerah daerah tersebut .

Gay di daerah ini mereka mengisi ruang ruang publik area wisata, tempat tempat hiburan dan keramaian sementara mereka secara fisik tidak akan ketahuan kalau kita tidak berinteraksi dengan mereka . lalu apakah kita akan mengatakan gay itu penyakit ? Kalau itu penyakit tentu ada obatnya sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim).

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini