GAY (bukan) Penyakit

Foto (Erry Gusman)
×

GAY (bukan) Penyakit

Bagikan opini
Ilustrasi GAY (bukan) Penyakit

4.Dorongan diri dan Ego Sintonik

Menurut Sigmund Freud dalam teori Psikodinamika atau Psikoanalisisnya, kehidupan seseorang itu dipengaruhi oleh dorongan seks. Dalam kasus gay ini, Freud menyatakan bahwa homoseksual adalah paranoid yang terpendam, sehingga relasi dengan pasangannya sering bersifat kaku dan posesif. Dan jika tidak terpenuhi keinginannya, bukan tidak mungkin ia akan melakukan pemaksaan kehendak dan bersikap agresif dan cenderung melakukan tindakan kekerasan. Sehingga para gay merasa tidak nyaman jika menjalin hubungan dengan seorang perempuan.

Karena hal tersebut, biasanya seorang gay memiliki sifat ego sintonik, yang maksudnya adalah memiliki perasaan nyaman dengan keadaan homoseksualnya. Sehingga ia tetap menjalin hubungan dengan laki-laki karena merasa nyaman dan merasa dimengerti keinginannya.

Menurut Freudian juga bayi itu Polymorphus Perserve, yaitu arah seksual dari bayi sama sekali tidak memiliki arah perbedaan baik laki-laki maupun perempuan. Bayi akan mengarahkan seksualitasnya pada tempat yang menurutnya tepat. Seperti bayi laki-laki mengarahkan seksualitas pada gelas yang dianggap sebagai seksualitas perempuan. Jadi jika terjadi kesalahan dalam pengarahan seksualitas, maka homoseksual bisa terjadi.

5.Trauma di masa kecil

Seorang anak yang mengalami pelecehan seksual saat masih usia dini, akan mengalami trauma yang berkepanjangan. Karena otaknya masih dapat merekam dengan baik detail kejadiannya. Misalnya ia pernah disodomi seorang pria, kakak, ayah atau pamannya.

Hal tersebut akan terus mengganggunya sehingga ia dapat mengalami berbagai gangguan jiwa, seperti stress sebagai gejala awal, depresi, menjadi psikopat dan pendendam yang akan melakukan hal sama pada orang lain agar mereka dapat merasakan penderitaannya juga, serta melakukan penyimpangan seksual saat dewasa nanti.

6.Perasaan terkhianati dan Pelarian dari Masalah

Saat seorang laki-laki hampir dan atau sudah mencapai klimaks dalam mencintai dan mempercayai seorang perempuan, namun perasaan itu tidak ada timbal balik dari perempuan tersebut, maka laki-laki itu akan merasa terkhianati. Sebagian orang mungkin akan mencoba memaafkan dan mulai lembaran hidup baru secara normal, karena menganggap bahwa hidup memang seperti itu. Ada banyak masalah yang menghadang dan menanti untuk diselesaikan. Tapi tidak menutup kemungkinan, banyak pula yang pada akhirnya mulai membenci sosok wanita untuk dijadikan pasangan hidupnya.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini