KUPASONLINE.COM - Di balik gencarnya upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam mengimplementasikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sejumlah tantangan besar tetap harus dihadapi. Mulai dari kesiapan infrastruktur hingga koordinasi antar instansi.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, dalam program Kalteng Menyapa, mengungkapkan bahwa kapasitas SPPG saat ini masih terbatas.
“Setiap SPPG hanya mampu melayani 3.000–4.000 siswa, sementara kebutuhan jauh lebih besar,” ujarnya.
Masalah lainnya adalah belum meratanya pembangunan SPPG di seluruh kabupaten/kota. Ada wilayah-wilayah terpencil yang masih menunggu perhatian lebih, sehingga perlu rencana pembangunan tambahan.
Belum lagi, pelaksanaan program MBG masih menunggu petunjuk teknis dari Badan Gizi Nasional (BGN), yang menjadi dasar operasional penggunaan anggaran dan pembangunan infrastruktur pendukung.
Keterbatasan sumber daya manusia di tingkat sekolah juga menjadi tantangan tersendiri. Diperlukan operator yang andal untuk mengelola aplikasi Pena Berkah agar data tetap valid dan program berjalan efektif.Di sisi lain, integrasi dengan dinas lain, seperti Dinas Kesehatan, belum sepenuhnya sempurna. Ini membuat pelaksanaan program MBG kadang terhambat di tahap implementasi lapangan.
Meski demikian, Reza tetap optimistis bahwa dengan komitmen penuh dari Gubernur dan kerja keras lintas sektor, semua tantangan ini dapat diatasi bertahap.
"Mimpi besar ini tentu perlu kerja ekstra, tapi dengan niat baik dan sinergi yang kuat, saya yakin kita bisa mewujudkan kesejahteraan gizi untuk seluruh masyarakat Kalteng," pungkas Reza.(*)
Baca juga berita terkait Kalimantan Tengah lainnya di Google News
Editor : Wanda Nurma Saputri
