Misalnya, bumbu yang paling sering digunakan sebaiknya diletakkan di tempat yang mudah dijangkau, seperti rak terbuka setinggi pandangan mata. Bahan yang jarang digunakan dapat disimpan d
i rak bagian atas atau bawah, tetapi masih terlihat dengan label yang jelas. Sedangkan bahan yang sangat jarang digunakan, seperti stok cadangan, dapat ditempatkan di bagian paling atas atau bawah, terutama jika ukurannya besar dan berat.
2. Jangan membuat terlalu banyak kategori
Jangan membuat terlalu banyak kategori. Yang terpenting adalah sistem penyimpanan yang sederhana dan fleksibel.
Perhatikan juga bahwa ada beberapa bahan yang tidak sebaiknya disimpan berdekatan—contohnya bawang dan kentang—karena dapat mempercepat pembusukan.
Atau seperti tepung dan roti yang sebaiknya tidak disimpan bersamaan dengan bahan yang memiliki aroma kuat seperti terasi dan jinten agar tidak menyerap baunya.
3. Gunakan wadah yang transparanGunakan wadah transparan. Kemasan aslinya yang beragam dalam bentuk, ukuran, dan warna sering kali membuat pantry terlihat penuh dan berantakan, serta menghabiskan tempat, terutama kemasan berisi udara untuk melindungi isinya.
Keluarkan bahan kering dari kemasan aslinya dan pindahkan ke dalam wadah transparan yang kedap udara. Selain tampak seragam, wadah ini cocok untuk berbagai gaya pantry.
Kita juga bisa langsung melihat isi dan sisa bahan tanpa harus membukanya, sehingga memudahkan pemantauan stok.
Editor : Wanda Nurma Saputri