KUPASONLINE.COM – Universitas Negeri Padang (UNP) kembali menegaskan jati dirinya sebagai kampus yang ramah bagi semua kalangan. Dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun ini, UNP menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Sumatera Barat yang menyelenggarakan ujian khusus untuk peserta disabilitas.
Pada Kamis (24/4), sesi ketiga UTBK digelar di Labor Departemen Elektronika 10 dengan diikuti lima peserta berkebutuhan khusus. Dari jumlah tersebut, tiga merupakan penyandang tunanetra – Puti Zarqa Prima, Khairani Sari, dan Otto Wahyudi – sementara dua lainnya, Intan Permata Sari dan Ezra Novita Nainggolan, merupakan peserta dengan low vision dan hambatan wicara.
Koordinator Lapangan UTBK-SNBT UNP, Prof. Dr. Asrul Huda, S.Kom., M.Kom., menyampaikan bahwa penyelenggaraan UTBK bagi peserta disabilitas telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya.
“Kami berkomitmen memberikan akses yang setara. Tahun ini, dari delapan calon peserta disabilitas yang terdaftar, lima hadir dan terverifikasi mengikuti ujian,” jelasnya.
UNP menyediakan tujuh unit komputer khusus yang dilengkapi perangkat lunak screen reader untuk tunanetra, serta pengawas dari Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) untuk mendampingi para peserta.
"Pengawas dari PLB ini penting karena mereka memiliki pendekatan yang sesuai untuk mendukung peserta selama ujian," tambahnya.Kesiapan teknis dan komunikasi juga menjadi perhatian utama. Dr. Rahmahtrisilvia, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Layanan Disabilitas UNP, mengatakan bahwa pihak kampus telah melakukan koordinasi intensif dengan peserta sebelum hari H.
“Kami ingin pastikan semua kebutuhan mereka terpenuhi. Bahkan empat peserta sempat menjalani simulasi sehari sebelumnya,” ujarnya.
Tak hanya sebatas saat ujian, UNP juga memiliki visi jangka panjang dalam mendampingi mahasiswa disabilitas. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNP, Dr. Asep Sujana Wahyudi, S.Si., M.Pd.
“Kami mendukung penuh dari awal hingga akhir perjalanan akademik mereka, termasuk sampai ke tahap PPG jika mereka lanjut ke pendidikan profesi guru,” tuturnya.
Editor : Wanda Nurma Saputri
