Ini adalah langkah yang paling penting. Sering kali kita merasa sudah memahami kebutuhan, tetapi tidak benar-benar membuat daftar kebutuhan secara rinci.
Misalnya, seseorang ingin membangun rumah tinggal untuk keluarga muda dengan dua anak kecil dan istri. Kebutuhan rumah ini sebaiknya dipikirkan untuk jangka panjang, hingga 50 tahun ke depan. Apa saja yang diharapkan dan diimpikan dari rumah tersebut?
Contohnya, ingin memiliki kamar utama yang luas, dilengkapi lemari pakaian dan kamar mandi dalam. Kamar anak juga masing-masing memiliki kamar mandi sendiri. Ruang keluarga yang luas, dapur besar, ruang makan yang nyaman, area bermain anak, ruang kerja, serta ruang untuk hobi.
Jangan lupa juga laundry room, kamar asisten rumah tangga, serta mempertimbangkan apakah rumah akan memiliki dua lantai atau tidak. Semua hal ini harus dicatat secara detail.
Bayangkan jika kita sudah membangun rumah, tetapi lupa menyediakan kamar untuk asisten rumah tangga. Rumah akan terasa tidak lengkap dan menyulitkan. Atau jika kita senang memasak namun tidak merancang dapur dengan baik sejak awal, maka dapur bisa menjadi terlalu kecil dan tidak nyaman. Ini adalah kesalahan umum yang sering terjadi.
Jadi, langkah pertama adalah melakukan analisis kebutuhan secara lengkap dan rinci.
Langkah Kedua: Menentukan Gaya dan Selera DesainLangkah ini juga sangat penting. Dalam mendesain bangunan — baik rumah maupun properti komersial — setiap orang memiliki selera dan gaya yang sangat personal. Bahkan dalam satu keluarga saja, selera bisa berbeda-beda.
Misalnya, kamu menyukai desain modern, sedangkan istri saya lebih menyukai suasana hangat dengan nuansa kayu. Bisa saja kedua gaya ini digabungkan, tetapi tentu hasil akhirnya tidak akan maksimal karena tidak ada gaya yang dominan.
Analisis terhadap selera dan preferensi ini perlu dibahas secara matang. Misalnya, pada rumah kami, desain eksterior dan ruang depan mengikuti selera saya — bergaya modern.
Editor : Wanda Nurma Saputri
