KUPASONLINE.COM - Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Yakub F Ismail memberikan kecaman terhadap pihak yang mencoba meneror kerja pers dengan mengirim kepala babi ke Kantor Media Tempo.
"Peristiwa tersebut adalah bentuk intimidasi dan teror yang nyata terhadap kerja jurnalistik yang independent," kata Yakub di Jakarta, Jumat (21/3).
Yakub menilai cara yang ditunjukkan oleh peneror menunjukkan betapa pongah dan minimnya kesadaran terhadap ruang ekspresi demokrasi.
"Kita ini negara hukum demokratis, di mana ruang untuk ekspresi kebebasan dan apalagi kemerdekaan pers harus dijunjung tinggi, bukan diintimidasi dengan gaya-gaya teror semacam itu. Itu pecundang demokrasi namanya," tegas Yakub.
Yakub pun menyayangkan gaya-gaya totalitarianistik masih dipakai untuk konteks sekarang. Menurutnya, dalam konteks demokrasi, kritik itu penting karena itu merupakan bentuk penyeimbangan kekuasaan agar tidak terjerembab pada tirani.
"Negara ini telah melewati banyak rintangan panjang proses demokratisasi. Mestinya demokrasi kita sudah menuju pada kematangan diri. Sehingga hal-hal yang memutar balik proses awal damokrasi harus dihindarkan. Ini menunjukkan kita memang belum dewasa dan tidak ingin dewasa dalam berdemokrasi," ujarnya.Yakub berharap siapapun yang merasa alergi kritik tidak perlu bersikap antidemokrasi. Toh, kata dia, jika kritik dianggap halangan, cukup dijawab dengan pembangunan yang bersih dan berintegritas.
"Kritik itu "alarm" dalam negara hukum demokratis. Itu artinya di sana ada yang keliru dalam praktik. Entah itu produk kebijakannya atau proses penggunaan kekuasaan itu sendiri. Sehingga perlu ada checks and balances. Dan salah satu peran itu dijalankan oleh media. Lalu, salahnya di mana? sehingga Anda harus kirim kepala babi sebagai simbol teror dan ketidaksukaan?" tandas Yakub. (Fira)
Baca berita terkait Jakarta lainnya di Google News
Editor : Wanda Nurma Saputri