
Laras bahasa non-ilmiah digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks yang lebih santai, tidak terbatas pada dunia akademis. Bahasa non-ilmiah lebih bebas, tidak terlalu terikat pada aturan formal, dan sering kali dipengaruhi oleh situasi sosial serta budaya. Dalam laras ini, bahasa lebih mudah dipahami oleh orang banyak tanpa memerlukan pemahaman teknis yang mendalam.
Ciri-ciri dari laras bahasa non-ilmiah antara lain
- Menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
- Lebih banyak menggunakan ungkapan sehari-hari atau bahasa gaul.
- Dapat bersifat emosional atau subjektif.
- Tidak terikat oleh aturan ilmiah atau formal.
Contoh penggunaan laras bahasa non-ilmiah
- "Aku suka banget makan pizza, apalagi yang ada keju-nya banyak, enak banget!"
Kesimpulan
Ragam bahasa tulis dan lisan, serta laras bahasa ilmiah dan non-ilmiah, adalah bagian dari kekayaan bahasa Indonesia yang menunjukkan fleksibilitasnya dalam menyesuaikan diri dengan konteks dan tujuan komunikasi. Ragam bahasa tulis lebih terstruktur dan formal, sementara ragam bahasa lisan lebih spontan dan santai. Di sisi lain, laras bahasa ilmiah digunakan dalam konteks yang lebih formal dan berfokus pada fakta, sedangkan laras bahasa non-ilmiah lebih bebas dan sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang lebih informal. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih bijak dalam memilih bahasa yang sesuai dengan situasi dan audiens yang ada. (*) Editor : Okma Permata