
Penerapan Ventilasi di Bawah, Keuntungan dan Tantangan dalam Desain Bangunan Modern
Ventilasi yang tinggi memang efektif untuk mengeluarkan udara panas, tetapi untuk memasukkan udara segar, ventilasi yang berada di atas akan membuat udara dingin masuk ke ketinggian kepala kita, yaitu di atas 200 cm.
Padahal, kita beraktivitas di bawah. Ini mirip seperti memasang kipas angin di dinding yang tinggi, tetapi arah kipasnya bukan mengarah ke bawah, tempat di mana kita membutuhkan penyejukan udara.
Jika ventilasi hanya berada di atas, sirkulasi udara hanya terjadi di atas kepala kita, dan tidak ada pertukaran udara yang maksimal. Apalagi jika ventilasi hanya ada di bagian atas dan pintu atau jendela tertutup.
Sekarang, mari kita bahas implementasi desainnya. Bagaimana seharusnya penempatan ventilasi yang ideal?
Sebenarnya, ada banyak alternatif dan cara-cara yang bisa diterapkan.
Sebagian besar orang pasti sering melihatnya dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja mereka tidak begitu menyadarinya.
Mengimplementasikan desain seperti ini tidak hanya sebatas membuat lubang ventilasi, tetapi juga bisa dengan berbagai bentuk bukaan untuk udara agar masuk ke dalam bangunan.Berdasarkan jurnal yang kita temukan, ventilasi yang berada di bawah di gereja ini terbukti dapat menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik, sehingga udara di sekitar ventilasi terasa lebih sejuk dibandingkan dengan titik lain.
Beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan, misalnya tentang masalah hewan yang masuk melalui ventilasi.
Hewan-hewan seperti ular, tikus, nyamuk, atau serangga lain memang bisa masuk. Namun, ventilasi yang berada di bawah dapat diatasi dengan penutup berupa kusen aluminium atau wire mesh dan jaring untuk menghalangi hewan-hewan tersebut.
Editor : Wanda Nurma Saputri