
KUPASONLINE.COM – Kepolisian Resor (Polres) Lampung Selatan menggelar pemusnahan ratusan botol minuman keras (miras) sebagai langkah preventif dalam menjaga ketertiban menjelang bulan suci Ramadhan 1446 H.
Pemusnahan dilakukan pada Jumat (28/2/2025) di Mapolres Lampung Selatan, dengan dihadiri dari Kodim 0421-LS, Pemda Kab. Lamsel, Kejaksaan Negeri Kalianda, Lapas Kalianda, BNNP, serta perwakilan mahasiswa dari organisasi Cipayung Plus.
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, dalam konferensi persnya menegaskan bahwa pemusnahan total 602 botol miras berbagai merek dan 221 liter tuak yang berhasil disita dari berbagai lokasi.
"Seluruh barang bukti ini merupakan hasil dari operasi cipta kondisi yang dilakukan oleh jajaran Polsek di wilayah Lampung Selatan.
Kami ingin memastikan bahwa bulan suci Ramadhan dapat berjalan dengan aman, tertib, dan kondusif," ujarnya.
Kapolres menegaskan bahwa konsumsi minuman keras sering kali menjadi faktor utama dalam berbagai kasus kriminalitas, seperti perkelahian, tindak kekerasan, pencurian, hingga kecelakaan lalu lintas akibat pengaruh alkohol. Oleh karena itu, kepolisian akan terus menggencarkan razia dan mengambil langkah hukum tegas terhadap peredaran miras ilegal.Dengan adanya tindakan tegas ini, diharapkan dapat menekan angka kriminalitas dan menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi masyarakat Lampung Selatan. Selain itu, upaya ini juga menjadi peringatan bagi pelaku usaha ilegal untuk tidak lagi memperjualbelikan miras tanpa izin.
Adapun barang bukti yang dimusnahkan terdiri dari berbagai jenis minuman keras, di antaranya: Vodka, whisky, anggur merah, dan arak tradisional dan 221 liter tuak yang dikemas dalam jerigen besar.
Proses pemusnahan dilakukan dengan menggilas sampai hancur botol minuman menggunakan mini road roller yang telah disiapkan, dan untuk tuak dituangkan ketanah.
Seluruh proses ini diawasi dan disaksikan bersama secara ketat untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan atau penyisihan barang bukti.
Editor : Wanda Nurma Saputri