
KUPASONLINE.COM – Akses transportasi laut yang memadai menjadi kendala utama bagi siswa SD St. Carolus Senayang, yang harus menyeberang setiap hari untuk bersekolah. Hingga kini, upaya pihak sekolah dalam mengajukan bantuan kepada Dinas Pendidikan maupun pemerintah desa sejak 2019 belum mendapat tanggapan yang memadai.
"Kami sudah mengajukan permohonan ke Dinas Pendidikan sejak 2019, tetapi belum ada respon. Begitu juga dengany pemerintah desa, permohonan kami tidak mendapat perhatian. Bahkan, pengajuan perbaikan gedung sekolah yang rusak ke Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga juga belum ditindaklanjuti," ungkap pihak sekolah.
Sebagai sekolah swasta, SD St. Carolus Senayang tetap memiliki peran yang sama pentingnya dengan sekolah negeri, yaitu mencerdaskan anak bangsa. Sejak berdiri pada tahun 1998, sekolah ini telah meluluskan sekitar 300 siswa, dan saat ini memiliki 30 siswa aktif. Keberadaan sekolah ini justru sangat membantu pemerintah Kabupaten Lingga dalam meningkatkan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil.
Meskipun menghadapi berbagai keterbatasan, para guru tetap bertahan karena panggilan tugas sebagai pendidik dan komitmen dalam melayani masyarakat, khususnya komunitas suku laut yang tinggal di wilayah terpencil. Mereka menekankan bahwa siswa yang mereka didik adalah anak-anak Kabupaten Lingga, bukan anak yayasan, sehingga jika para siswa mendapatkan pendidikan yang baik, maka yang mendapatkan manfaat langsung adalah pemerintah daerah.
Sayangnya, hingga saat ini, SD St. Carolus Senayang belum pernah menerima bantuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga, kecuali dana BOS yang langsung berasal dari pemerintah pusat.
Selain minimnya dukungan infrastruktur pendidikan, transportasi laut yang sangat dibutuhkan para siswa juga menjadi persoalan besar. Saat ini, satu-satunya transportasi yang tersedia hanyalah pompong milik kepala sekolah, itupun dalam kondisi rusak. Orang tua siswa yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dengan penghasilan tidak menentu tidak mampu menyediakan sarana transportasi sendiri.Melalui pemberitaan ini, pihak sekolah berharap pemerintah daerah lebih peduli terhadap kondisi pendidikan di daerah terpencil dan segera mengambil langkah konkret untuk membantu penyediaan transportasi laut bagi siswa di Desa Penaah, Senayang.(Ham. K)
Baca berita terkait Kepulauan Riau lainnya di Google News
Editor : Wanda Nurma Saputri