
KUPASONLINE.COM – Pengurus Muhammadiyah Sawahlunto sukses menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang bertempat di Khas Ombilin Hotel pada Minggu (23/2/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi serta pendekatan efektif dalam menggalang kerja sama lintas agama guna mengelola risiko lingkungan serta mendorong pembangunan rendah karbon.
FGD ini diselenggarakan oleh Eco Bhineka Muhammadiyah dan Low Carbon Development Initiative (LCDI). Acara tersebut menghadirkan berbagai narasumber, termasuk ahli lingkungan, tokoh agama, serta masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pengelolaan risiko lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Wali Kota Sawahlunto yang diwakili oleh Asisten Bidang Pemerintahan, Drs. H. Irzam K., M.M., mengapresiasi pelaksanaan diskusi ini. Ia berharap hasil dari FGD dapat diimplementasikan dalam menjaga dan mengelola risiko lingkungan melalui kolaborasi antara masyarakat dan institusi terkait.
Sejumlah narasumber yang hadir dalam diskusi ini antara lain Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) H. Adi Muaris, Ketua LKAAM Ir. H. Dahler Dt. Pangulu Sati, M.Si., serta Hen Thomas, M.Si., selaku Kabid Lingkungan Hidup Pemko Sawahlunto. Mereka memaparkan materi terkait kerja-kerja advokasi dalam keterlibatan keagamaan dan lintas iman untuk mengelola risiko lingkungan. Diskusi ini dimoderatori oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sawahlunto, Asrul, S.Km., M.Km.
Salah satu poin penting dalam FGD adalah keterlibatan pelaku usaha tambang dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Annisa Ummaradiah, staf PT AIC Jaya, mengungkapkan bahwa regulasi terkait pemulihan lokasi pascatambang telah diterapkan oleh perusahaannya. PT AIC Jaya telah melakukan reklamasi di beberapa titik serta melakukan pengujian kualitas air dan udara secara berkala, yang hasilnya dilaporkan kepada Dinas Lingkungan Hidup.
“Kami setuju bahwa dalam menjaga ekosistem lingkungan, diperlukan keterlibatan berbagai pihak, termasuk masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat. Penataan serta pengelolaan lingkungan dalam dunia pertambangan harus mengacu pada regulasi yang berlaku,” ujar Annisa.Melalui FGD ini, diharapkan dapat tercipta sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan serta menerapkan konsep pembangunan rendah karbon di Indonesia.(syafri)
Baca berita terkait Kota Sawahlunto lainnya di Google News
Editor : Wanda Nurma Saputri