
KUPASONLINE.COM - Anggota komisi B DPRD kota Payakumbuh, di antaranya Ryan Made Hanesty, Nasmi, Ainul Farhan J, dan Wirianto Dt. Paduko Baso Marajo.
menilai kebiasaan masyarakat yang menjadikan nasi sebagai sumber karbohidrat utama memang sulit diubah. Namun, ia menekankan pentingnya sosialisasi agar masyarakat mulai beralih ke pangan lokal seperti jagung dan singkong.
"Ini bukan soal menghilangkan nasi dari pola makan, tapi bagaimana kita bisa perlahan-lahan mengurangi ketergantungan terhadap beras dan mulai memanfaatkan pangan lokal lainnya,"ujar juru bicara komisi B DPRD Ryan Made Hanesty ketika menggelar rapat dengar pendapat dengan Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) kota Payakumbuh baru-baru ini.
Komisi B berharap ada komunikasi yang lebih intensif antara komisi B dan Dinas Ketahanan Pangan, agar program-program yang telah dirancang dapat berjalan optimal dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Menanggapi berbagai tantangan yang dihadapi, komisi B menegaskan dukungannya terhadap program Ketapang dan mendorong sinergi yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat dalam pengawasan pangan, "ujar Ryan.
Sementara itu, dari pihak dinas hadir Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Payakumbuh, Edvidel Arda, yang memaparkan berbagai kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di daerah tersebut.Salah satu isu yang menjadi perhatian Komisi B adalah ketergantungan masyarakat pada beras sebagai makanan pokok.
Menurut data Dinas Ketapang, skor pola makan masyarakat Payakumbuh pada tahun 2024 hanya mencapai 87,7 persen dari angka ideal 100 persen. Hal ini disebabkan rendahnya konsumsi sayur, buah, dan kacang-kacangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Payakumbuh, Edvidel Arda, menegaskan, pihaknya akan terus menggencarkan edukasi ke berbagai lapisan masyarakat agar diversifikasi pangan bisa diterapkan secara luas.
"Perubahan pola konsumsi memang membutuhkan waktu, tapi dengan pendekatan yang tepat, kami optimistis masyarakat bisa mulai mengurangi ketergantungan pada beras dan beralih ke sumber pangan lain yang lebih beragam,"katanya. (nura)
Editor : Wanda Nurma Saputri