
KUPASONLINE.COM - Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) merupakan perpanjangan tangan dari pada kaum dan suku di masing-masing Nagari yang ada di Kabupaten Sijunjung
Semenjak LKAAM berdiri telah banyak kegiatan yang lakukan, terutama dalam wadah fungsional niniak mamak.revitalisasi kepengurusan Kerapatan Adat Nagari (KAN), mulai dari awal pembentukan KAN sampai kepada penetapan dan pengukuhan KAN di
masing masing Nagari yang tersebar di Sijujung”, sebut ketua LKAAM Sijujung Zulman Fitra,Dt.Gindo Jalelo pada Kupas online melalui sambungan telepon Minggu 16/02/2025.
Sijujung memiliki 8 Kecamatan 62 Nagari yang tersebar, Sijujung sekarang telah berusia 76 tahun tentu di usia yang sudah sangatlah matang dari seluruh aspek-aspek dalam sistem pemerintahan maupun secara adat.
LKAAM sendiri bukan saja hanya mengurusi masalah adat namun menjaga merawat dengan baik tatanan nilai luhur yang telah dicanangkan Secara mufakat,"Urainya.
Zulma Fitra,Dt.Gindo Jalelo menjelaskan, “arti dari LKAAM itu sendiri adalah, sebuah lembaga kerapatan adat yang merupakan lembaga fungsional niniak mamak, tempat berkumpulnya niniak dari urek sampai kapucuak, yang artinya adalah tempat berkumpulnya suku kaum sampai kepada limbago, seperti Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan LKAAMSaat ini LKAAM sudah diperkuat dalam Perda Nomor 12 Tahun 2013 tentang pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan, dan dasarnya adalah Perda Provinsi Sumbar Nomor 6 tahun 2014 tentang penguatan lembaga adat dan pelestarian nilai-nilai budaya", ujarnya lagi.
Keberadaan LKAAM sudah banyak membuat kegiatan tentang adat dan budaya kepada masyarakat dan generasi muda khususnya.
Andapun itu Pemerintahan Kabupaten Sijunjung sangat mendukung penuh terhadap peranan pemangku adat sebab 2118 orang Ninik mamak di Sijujung Pemerintah juga memberikan insentif Ninik mamak sebesar Rp.75.000.00/per orang
Secara angka memang kecil namun apresiasi dan penghargaan untuk pemangku adat oleh pemerintahan Sijujung sebuah penghormatan.
Editor : Wanda Nurma Saputri