KUPASONLINE.COM - Komisi B DPRD kota Payakumbuh menyoroti dua persoalan utama yang dihadapi, yakni tingginya konsumsi beras serta penggunaan pestisida yang berlebihan pada bahan pangan.
Hal itu disampaikan komisi B DPRD kota Payakumbuh ketika menggelar rapat dengar pendapat dengan Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) kota Payakumbuh, di ruang komisi B, Senin 10 Februari 2025.
Dalam pertemuan itu dihadiri anggota Komisi B, di antaranya Ryan Made Hanesty, Nasmi, Ainul Farhan J, dan Wirianto Dt. Paduko Baso Marajo.
Menanggapi berbagai tantangan yang dihadapi, Komisi B menegaskan dukungannya terhadap program Ketapang dan mendorong sinergi yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat dalam pengawasan pangan.
"Kami berharap ada komunikasi yang lebih intensif antara Komisi B dan Dinas Ketahanan Pangan, agar program-program yang telah dirancang dapat berjalan optimal dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,"kata Ryan Made Hanesty.
Ryan Made Hanesty menilai kebiasaan masyarakat yang menjadikan nasi sebagai sumber karbohidrat utama memang sulit diubah. Namun, ia menekankan pentingnya sosialisasi agar masyarakat mulai beralih ke pangan lokal seperti jagung dan singkong."Ini bukan soal menghilangkan nasi dari pola makan, tapi bagaimana kita bisa perlahan-lahan mengurangi ketergantungan terhadap beras dan mulai memanfaatkan pangan lokal lainnya,"ujarnya.
Sementara itu, dari pihak dinas hadir Kepala Dinas Ketahanan Pangan kota Payakumbuh, Edvidel Arda, yang memaparkan berbagai kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di daerah tersebut.
Salah satu isu yang menjadi perhatian Komisi B adalah ketergantungan masyarakat pada beras sebagai makanan pokok.
Sedangkan menurut data Dinas Ketapang, skor pola makan masyarakat Payakumbuh pada tahun 2024 hanya mencapai 87,7 persen dari angka ideal 100 persen. "Hal ini tentu disebabkan rendahnya konsumsi sayur, buah, dan kacang-kacangan,"ujar Ryan.
Editor : Wanda Nurma Saputri