Namun, karena mengandung kapur dan semen, bahan-bahan ini disebut kurang optimal untuk kesehatan. Meskipun demikian, menurut riset terbaru, bahan-bahan tersebut kini telah diolah dengan lebih baik sehingga cukup aman untuk digunakan.
Kelebihan dari bahan ini adalah kekuatannya, daya tahan yang lama, dan ketahanannya terhadap cuaca. Namun, kelemahannya adalah bahan yang keras dan tipis, sehingga sulit untuk dibentuk.
Ketebalan maksimalnya sekitar 3-4 mm. Selain itu, sambungan plafon yang menggunakan bahan ini seringkali pecah setelah beberapa waktu karena sifatnya yang kaku dan kurang lentur. Di rumah saya, saya juga menggunakan kalsiboard, dan setelah 1-2 tahun, sambungannya akan pecah dan meninggalkan garis yang terlihat.
3. papan gypsum
Selanjutnya, mari kita bahas tentang papan gypsum, yang mulai populer sejak tahun 1990-an hingga saat ini.
Mengapa? Karena bahan ini murah dan ekonomis. Sebenarnya, gypsum terbuat dari kapur yang dilapisi kertas pada kedua sisi.Bahan ini ringan, mudah dipotong, dan mudah dibentuk. Oleh karena itu, gypsum sangat populer dan menjadi bahan favorit dalam dunia arsitektur, karena kemudahan dalam pemasangannya dan bobotnya yang ringan.
Namun, kelemahan gypsum adalah, karena terbuat dari kapur dan kertas, plafon ini sangat rentan terhadap air.
Jika terkena tetesan air, plafon gypsum akan hancur, menjadi rapuh, dan mudah rusak. Oleh karena itu, gypsum kurang cocok untuk digunakan di daerah yang rawan kebocoran, karena dapat menyebabkan plafon terlihat berlubang atau berwarna hitam.
Kini, kita mulai mengenal banyak jenis plafon PVC. Bahan ini terbuat dari plastik PVC dan dapat menutupi kelemahan gypsum.
Editor : Wanda Nurma Saputri
