
Pendekatan ini memberikan anak rasa kendali atas pilihan mereka, sekaligus mengajarkan tanggung jawab secara bertahap.
2. Hindari Konflik Kekuasaan
Bertengkar atau beradu argumen dengan anak hanya akan memperburuk suasana. Jika anak menantang, orang tua disarankan tetap tenang dan tidak terbawa emosi.
Contoh: Jika anak menolak mengerjakan pekerjaan rumah, hindari berkata, "Kenapa kamu selalu malas?" Sebaliknya, coba katakan, "Pekerjaan rumah itu penting untuk pembelajaranmu. Apakah kamu ingin mulai dari soal yang paling mudah terlebih dahulu?"
Pendekatan ini mengurangi konflik sekaligus memberikan contoh pengelolaan emosi yang baik.
3. Fokus pada Hubungan, Bukan Hukuman
Hukuman keras mungkin membuat anak patuh untuk sementara waktu, tetapi sering kali meninggalkan luka emosional.Sebagai gantinya, ciptakan hubungan yang penuh kasih dan pengertian.
Jika anak berbuat salah, ajaklah mereka berbicara dengan nada tenang.
Misalnya: "Mama tahu kamu marah tadi, tetapi membanting barang bukanlah cara yang tepat. Apakah ada cara lain yang bisa kita coba agar kamu merasa lebih baik?"
Editor : Wanda Nurma Saputri