Terutama yang paling penting, rutinitas atau jadwal tidur dan makan anak.
Misalnya, jika anak harus tidur malam pukul 9, maka mulai pukul 8 kita sudah harus mengajaknya menjalani rutinitas sebelum tidur, seperti sikat gigi, cuci tangan kaki, mengenakan pakaian tidur, mematikan lampu, membaca dongeng, atau kegiatan lain yang membuat anak mengerti bahwa jika aktivitas ini dilakukan, berarti sudah waktunya tidur.
Dengan begitu, kita bisa mengatur apa yang perlu dilakukan sebelum dan setelahnya. Kita juga merasa memiliki kontrol atas hari tersebut, dan anak bisa memahami apa yang akan dilakukan, sehingga kita lebih mudah mengarahkannya.
4. Olahraga
Selanjutnya yang keempat adalah olahraga. Berdasarkan jurnal yang disusun oleh Sah dan tim pada tahun 2016, mereka menggabungkan data dari beberapa penelitian sebelumnya yang melibatkan partisipan yang menderita depresi, dengan menggunakan metode meta-analisis.
Mereka menganalisis data ini secara statistik untuk melihat apakah ada hubungan antara latihan fisik dan pengurangan gejala depresi.
Hasil meta-analisis menunjukkan bahwa latihan fisik dapat secara signifikan mengurangi gejala depresi pada individu yang menderitanya. Penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa latihan fisik dapat digunakan sebagai bagian dari pengobatan untuk depresi.Jadi, mulai sekarang ayo olahraga, meskipun itu olahraga ringan. Tidak masalah, yang penting mulailah.
5. Bercerita dengan orang lain
Selanjutnya yang kelima, berbagi pengalaman, kekhawatiran, dan kebahagiaan dengan orang lain. Bisa dengan teman, keluarga, sesama ibu, atau bahkan dengan membuat konten yang memiliki nilai. 6. Tentukan Prioritas
Selanjutnya yang keenam, ini sangat penting, tentukan prioritas dan jangan terlalu menginginkan kesempurnaan, karena kita tidak mungkin dapat mengerjakan semuanya dengan sempurna.
Jadi, prioritaskan tugas dan fokuslah pada apa yang benar-benar penting.
Editor : Wanda Nurma Saputri