KUPASONLINE.COM - Jumat pagi yang cerah di pelataran Masjid Agung Manarul ‘Ilmi Islamic Centre menjadi saksi bisu aktivitas seorang pedagang buku agama keliling, Irfan Rifai (39). Dengan lapak sederhana yang dipenuhi mushaf Al-Qur'an, Kitab Sirah Nabawiyah, dan buku-buku Islam lainnya, Irfan menata dagangannya dengan penuh semangat. Ia memulai aktivitasnya sejak pukul 08.30 WIB, bersiap menyambut pengunjung yang menghadiri kajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah.
Bukan hanya berdagang, bagi Irfan, ini adalah kesempatan untuk berbagi ilmu dan kebaikan. Harga buku yang ia tawarkan pun cukup terjangkau, mulai dari Rp12.000 hingga Rp200.000, sehingga menjangkau berbagai kalangan. "Yang ini Rp60.000, Pak. Mushaf ini dilengkapi dengan terjemahan dan tafsir singkat," ujar Irfan kepada salah satu pembeli dengan senyuman hangat.
Perjalanan Irfan sebagai pedagang buku keliling tidaklah mudah. Dua hari sebelum acara, ia telah meninggalkan rumahnya di Kebon Kacang, Jakarta, untuk memastikan ia tiba tepat waktu. Sebagai mantan tim logistik untuk Ustaz Khalid Basalamah dan Ustaz Syafiq Basalamah, ia paham betul pentingnya momen seperti ini, baik untuk berdagang maupun mendukung dakwah Islam.
“Kadang kalau hujan atau lokasi kurang strategis, dagangan sepi. Tapi saya selalu mengingat bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah. Bertemu banyak orang baru dan berbagi kebaikan adalah berkah tersendiri,” ungkap Irfan dengan penuh keikhlasan.
Namun, siapa sangka Irfan dulunya bernama Daniel, seorang anak yang lahir dalam keluarga Protestan di Toraja. Kehidupan masa kecilnya tidaklah mudah. Ketika ibunya meninggal dunia, ia diasuh oleh bibinya yang seorang mualaf. Dari sanalah Daniel kecil mulai mengenal Islam hingga akhirnya mengganti namanya menjadi Irfan Rifai.
Meski demikian, perjalanan keimanannya tidak selalu mulus. Saat SMA, ia sempat menjadi ateis, mempertanyakan segala hal tentang agama. Namun, hidayah Allah datang melalui orang-orang di sekitarnya, membawa Irfan kembali pada Islam. Sejak itu, ia bertekad menjadikan Islam sebagai pegangan hidupnya.Selain berdagang buku, Irfan juga menjual baju koko dan parfum di berbagai pengajian. Baginya, usaha ini lebih dari sekadar mencari nafkah. “Dengan berdagang buku agama, saya berharap dapat menjadi bagian kecil dari jalan dakwah. Mungkin saya bukan seorang ustaz, tapi melalui buku-buku ini, semoga ada orang yang mendapatkan hidayah,” tutur Irfan dengan penuh harapan.
Dalam sebulan, ia bisa menghadiri hingga 12 pengajian besar di berbagai kota, termasuk Makassar. Pendapatannya mencapai Rp5 juta hingga Rp10 juta per acara. Namun, lebih dari itu, ia merasa kebahagiaan sejati terletak pada interaksi dengan pembeli dan berbagi manfaat melalui buku-buku yang ia jual.
Perjalanan hidup Irfan Rifai adalah bukti nyata bahwa usaha yang dilandasi niat baik akan selalu membawa berkah. Melalui buku-buku yang ia tawarkan, Irfan tak hanya mencari rezeki, tetapi juga menyebarkan cahaya ilmu dan kebaikan ke penjuru negeri. (*)
Baca berita terkait Kota Padang Panjang lainnya di Google News
Editor : Wanda Nurma Saputri