Mengupas Lebih Dalam, Nagari Koto Tinggi Dharmasraya, Sebuah Potret Kemajuan dari Masa ke Masa

×

Mengupas Lebih Dalam, Nagari Koto Tinggi Dharmasraya, Sebuah Potret Kemajuan dari Masa ke Masa

Bagikan berita
Walinagari Koto Tinggi Hendri
Walinagari Koto Tinggi Hendri

KUPASONLINE.COM – Nagari Koto Tinggi, yang lebih dikenal dengan nama Blok C Sitiung IV, menjadi salah satu contoh nagari yang berkembang pesat di Kabupaten Dharmasraya. Dalam wawancara eksklusif bersama Wali Nagari Hendri pada Selasa (2/12/2024), terungkap berbagai informasi menarik mengenai sejarah, kondisi, dan potensi nagari ini.

Hendri memulai penjelasannya dengan menelusuri sejarah panjang Nagari Koto Tinggi yang berawal dari program transmigrasi pada tahun 1980. \Saat itu, kawasan ini dikenal sebagai KUPT Koto Besar Unit Blok C di bawah nama Nagari Lubuk Karya. Setelah berbagai perubahan administrasi, pada tahun 2003 nagari ini resmi menjadi Nagari Koto Tinggi berdasarkan warisan adat dari Tuanku Kerajaan Koto Besar.

Di awal pembentukannya, Nagari Koto Tinggi dihuni oleh 500 kepala keluarga, terdiri dari 212 keluarga transmigran asal Pulau Jawa dan 288 keluarga dari Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Saat ini, nagari ini menjadi rumah bagi 2.866 jiwa yang tersebar di empat jorong: Guguak Tinggi, Koto Agung, Tanjung Batuang, dan Suka Maju. Sembilan suku besar menjadi bagian penting dari struktur sosial nagari ini, di antaranya Melayu, Chaniago, Jambak, Tanjung, dan lainnya.

Dengan luas 13,5 km², Nagari Koto Tinggi memiliki topografi datar hingga perbukitan, dengan suhu rata-rata 28-32°C.

Mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian dan perkebunan, terutama karet dan kelapa sawit. Selain itu, peternakan sapi dan kambing, serta budi daya perikanan seperti ikan nila dan gurami, menjadi sektor ekonomi andalan lainnya.

Visi, Misi, dan Strategi Pembangunan

Hendri menegaskan bahwa Nagari Koto Tinggi berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat yang madani, religius, dan bermartabat.

Dengan dukungan perangkat nagari yang kompeten, pemerintahan terus melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Program-program strategis dirancang melalui musyawarah untuk memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi, terutama di sektor pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur.

Meskipun pernah masuk dalam kategori nagari tertinggal, Hendri menegaskan bahwa Koto Tinggi kini setara dengan nagari lain di Dharmasraya.

Editor : Wanda Nurma Saputri
Bagikan

Berita Terkait
Terkini