KUPASONLINE.COM - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumatera Barat menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Provinsi Sumbar pada Senin, 25 November 2024. Aksi ini digelar dalam rangka memperingati Hari Guru, dengan tujuan menyuarakan tuntutan terkait nasib dan kesejahteraan para pendidik di daerah tersebut.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB ini, diwarnai dengan kehadiran spanduk dan flyer yang berisi berbagai tuntutan untuk kesejahteraan guru, serta perlindungan terhadap profesi mereka.
Spanduk-spanduk tersebut juga dipasang di pagar depan kantor DPRD Sumbar, menegaskan harapan mahasiswa agar pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan dan perlindungan bagi para guru.
Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Prima Yoga, dalam orasinya menyampaikan keprihatinannya terhadap nasib guru di Sumbar. Ia mengungkapkan, saat ini banyak guru yang menghadapi masalah hukum dalam menjalankan tugas mereka mendidik murid.
“Kami menginginkan adanya revisi aturan yang lebih berpihak pada guru, agar mereka bisa mengajar dengan tenang dan optimal tanpa kekhawatiran,” ujar Prima Yoga.
Wakil Ketua DPRD Sumbar, Evi Yandri Rajo Budiman, bersama rekan sejawatnya Nanda Satria, menyambut baik aksi mahasiswa tersebut dan menerima aspirasi mereka. Evi Yandri menegaskan bahwa DPRD Sumbar mendukung penuh perjuangan mahasiswa untuk kesejahteraan guru.“Kami sedang membahas anggaran untuk sertifikasi guru, dengan rencana peningkatan tunjangan guru sebesar Rp 20 miliar,” kata Evi Yandri.
Selain itu, Evi Yandri juga menyoroti perhatian DPRD terhadap nasib guru honorer yang kerap kali terlupakan. Ia menyatakan, banyak hal yang tengah diperjuangkan untuk meningkatkan kualitas hidup guru di Sumbar.
“Kami akan terus memfasilitasi upaya bersama mahasiswa dan kepala dinas pendidikan untuk memperbaiki kondisi ini,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Nanda Satria mengimbau kepada mahasiswa agar menyiapkan kajian dan rekomendasi yang jelas dan terukur sebagai bahan pertimbangan dalam memperjuangkan nasib guru.
Editor : Wanda Nurma Saputri
