Ajispi memulai usaha ini hanya dengan lahan seluas 100 m². Keuletan dan strategi yang ia terapkan membuktikan bahwa lahan yang relatif kecil pun bisa menghasilkan keuntungan yang besar jika dikelola dengan baik.
Pada awalnya, ia menanam 300 pohon cabai rawit dan berhasil menjualnya dengan harga minimal Rp35.000 per kilogram.
Masa panen terjadi dua kali seminggu selama 8 bulan. Kini, ia menanam cabai rawit di lahan seluas 2 hektar yang menghasilkan 30.000 kg cabai, dengan omzet lebih dari Rp1.050.000.000. Bahkan, jika harga per kilogram cabai meningkat menjadi Rp50.000 atau Rp70.000, penghasilannya bisa jauh lebih besar.
Menariknya, Mas Ajispi mengembangkan usaha tanpa modal uang, melainkan dengan mencari investor dan melakukan bagi hasil. Modal utama adalah kepercayaan, yang sangat penting untuk membangun hubungan bisnis yang berkelanjutan.
Mas Ajispi mengatakan bahwa jatuh bangun dalam berbisnis adalah bagian dari proses. Menurutnya, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses untuk menjadi lebih baik.
Keberhasilan yang diraih menunjukkan bahwa dengan kreativitas, kita bisa bangkit dan meraih kesuksesan. Peluang di bisnis cabai rawit sangat menguntungkan karena permintaannya yang tinggi, sehingga Anda bisa memulai usaha ini.3. Tomat
Ide usaha yang ketiga adalah budidaya tomat. Sejak dulu hingga sekarang, budidaya tomat tetap menjadi pilihan usaha yang menjanjikan. Salah satu petani sukses adalah Mas Kenok dari Pring Sewul, Lampung, yang memilih menanam tomat karena menurutnya, usaha ini lebih menguntungkan dibanding menanam padi.
Dengan menanam tomat, dalam waktu 3 bulan sudah bisa panen.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti mengetahui tekstur tanah dengan pH minimal 7 hingga 8, serta perawatan yang telaten.
Editor : Wanda Nurma Saputri