KUPASONLINE.COM - SAAT iini pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak terjadi di seluruh negeri. Masa kampanye sedang berlangsung, berbagai cara dilakukan calon untuk mendapatkan suara rakyat. Kami selaku niniak mamak tidak luput dari ajakan, rayuan dan berbagai cara agar mendukung calon tertentu.
Bahkan ada yang ingin menyatukan suara niniak mamak sepuluh nagori di Payakumbuah. Jelas mereka datang dari berbagai latar partai politik yang sulit untuk disatukan tapi masih ada yang ingin menyatukan.
Seharusnya yang demikian kurang elok karena adat salingka nagori, bukan bawahan apalagi ‘anak buah’ dari partai tertentu atau calon tertentu. Namun kadang banyak yang ‘telah dilanggar’ demi ambisi politik dan ambisi pribadi sehingga ndak nampak sawah bapamatang.
Tentu kito niniak mamak nan suluah dalam nagori, seharusnya berpendirian teguh, melihat jauh ke depan, tahu condong nan ka maimpok, runciang nan ka mancucuak dan bisa memimpin anak kemenakan dengan baik. Tentu bagaimana kita bersikap dengan pilkada saat ini perlu juga sedikit banyak kita diskusikan.
Beberapa tahun belakangan niniak mamak kito sejalan dengan iklim demokrasi, memang perlu berhati hati menyikapi keadaan. Semua bisa terbawa arus demokrasi, dimana karena hebatnya kemampuan kampanye hingga mampu menyihir mayoritas pemilih. Padahal bisa jadi saat itu kita belum tahu 'borok' dan dustanya berikut agenda tersembunyi sang calon.
Dengan keadaan demikian sudah selayaknya niniak mamak berpendirian teguh, bisa melihat jauh ke depan dan mampu membaca yang tersembunyi. Jangan sampai kamanakan pulo nan ‘maajakan’ niniak mamak akibat kurangnya objektivitas, kurangnya kemampuan melihat kebenaran dan minimnya pengetahuan politik.Padahal niniak mamak telah dibekali oleh pengetahuan yang cukup, ditinggikan sarantiang dan didahulukan salangkah. Semoga setiap kito niniak mamak bisa melihat dengan hati yang jernih, mana calon pemimpin yang membawa kemaslahatan bagi kita semua, bukan pemimpin yang kita pilih karena sekedar populer tapi minim manfaat bagi negeri yang kita cintai ini.
Terakhir tentu tak ada gading yang tak retak, manusia tidak ada yang sempurna, namun mereka yang menyadari dirinya yang tidak sempurna, tidak sombong, bicara apa adanya bukan mulut manis basa basi, itu lebih layak kita coba untuk dipilih sebagai calon walikota berikutnya.
Allah lah yang lebih tahu siapa dia dan lebih paham apa dibalik hati sang calon dan kita berlindung dari salah pilih dan dari pemimpin yang zhalim, amiin yra.
Editor : Sri Agustini