KUPASONLINE.COM – Tradisi Serak Gulo yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kota Padang, kini resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia.
Penghargaan ini diterima langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Algamar, dalam acara Rapat Koordinasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang berlangsung di Balaikota Pariaman, Selasa (5/11/2024).
Andree Algamar mengungkapkan rasa syukurnya atas pengakuan ini, yang memberikan apresiasi terhadap warisan budaya yang telah lama ada di Kota Padang.
"Ini adalah kebanggaan besar bagi kita. Terima kasih kepada Kemendikbud Ristek yang telah memberikan penghargaan kepada tradisi Serak Gulo sebagai WBTB. Tradisi ini berasal dari komunitas Muslim keturunan India di Kota Padang dan merupakan warisan budaya yang sangat penting untuk dilestarikan,” ujar Andree.
Tradisi Serak Gulo merupakan kegiatan khas yang dilaksanakan setiap 1 Jumadil Akhir dalam penanggalan hijriyah.
Masyarakat Muslim keturunan India di Kota Padang melaksanakan tradisi ini dengan cara berbagi gula sebagai simbol rasa syukur atas rezeki yang mereka terima sepanjang tahun.Hal ini menjadikan Serak Gulo bukan hanya sebagai sebuah tradisi, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas dan rasa syukur kolektif bagi komunitas tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padang, yang diwakili oleh Kabid Kebudayaan Syamdani, menjelaskan bahwa penetapan Serak Gulo sebagai WBTB merupakan hasil dari upaya Pemerintah Kota Padang yang telah mengusulkan tradisi ini kepada Tim Penilaian WBTB pada tahun 2023 lalu.
"Tradisi Serak Gulo memiliki sejarah panjang, yang bermula dari India, lalu menyebar ke Singapura, dan bertahan hingga saat ini di Kota Padang. Penghargaan ini tentu akan memperkokoh posisinya sebagai bagian penting dari budaya Kota Padang,” kata Syamdani.
Diharapkan dengan pengakuan ini, tradisi Serak Gulo semakin dikenal luas dan terus dilestarikan oleh generasi mendatang, serta menjadi daya tarik budaya yang memperkaya keberagaman warisan budaya Indonesia.(*)
Editor : Wanda Nurma Saputri