Ia menanam padi langsung tanpa penyemaian dan pencabutan bibit (tabela) meskipun irigasi di lahan miliknya rusak akibat bencana alam.
“Irigasi rusak, tapi kita harus bertani juga. Dengan MTOT, bisa tetap bersawah tanpa irigasi,” ujar Bakri.
Koordinator UBI Sumbar, Isra, mengakui bahwa inovasi Bakri menghilangkan tahapan penyemaian dan pencabutan bibit dalam metode MTOT, sekaligus membuktikan bahwa metode ini bisa diterapkan dalam kondisi irigasi terbatas.
Isra menambahkan bahwa pola MTOT yang dikembangkan Bakri merupakan model baru yang menjanjikan efisiensi.
Para petani di Bayang dan Lumpo, kata Isra, semakin yakin bahwa MTOT mampu meningkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan, sekaligus melindungi tanaman dari hama tikus dan wereng.
Dengan hasil yang terbukti lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, metode MTOT diharapkannya bisa diadopsi oleh petani di seluruh wilayah Pesisir Selatan.“Insya Allah, target UBI Sumbar, satu nagari satu hektare sawah MTOT akan tercapai,” tutupnya. (Zan)
Baca berita terkait Kabupaten Pesisir Selatan lainnya di Google News
Editor : Wanda Nurma Saputri