Mendapat Nomor Urut 2, Sesuai Harapan untuk Menjadi Bupati 2 Periode

×

Mendapat Nomor Urut 2, Sesuai Harapan untuk Menjadi Bupati 2 Periode

Bagikan berita
Calon bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo memberikan sambutan usai mendapat nomor urut 2, di aula kantor bupati setempat, Senin  23 September 2024.
Calon bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo memberikan sambutan usai mendapat nomor urut 2, di aula kantor bupati setempat, Senin 23 September 2024.

KUPASONLINE.COM - Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang kita hadapi saat ini, harus kita maknai sebagai pesta demokrasi yang beradab dan bermartabat.

Karena itu, kita bukanlah dalam perpegangan tapi adalah mencari pemimpin dari anak nagari kita sendiri.

Pertama marilah kita bersyukur pada Allah SWT yang selalu memberikan waktu dan kesehatan kepada kita hadir malam ini.

"Sudah saatnya bagi kita, para tokoh dan politisi yang berada di tanah Luak Limopuluah ini, sebuah wilayah yang terkenal dengan semboyan "aienyo janiah sayaknyo landai", untuk memperlihatkan keteladanan sejati dalam berpolitik,"ujar calon bupati kabupaten Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo didampingi calon wakil bupati Darman Sahladi usai pengundian nomor urut pada rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Limapuluh Kota, Senin malam 23 September 2024.

Ditambahkan Safaruddin yang mendapat nomor urut 2 (dua) pada malam yang berbahagia itu, ranah politik ini tidak hanya menuntut kecerdasan dan keberanian, tetapi juga kebijaksanaan dan kesantunan dalam bertindak dan berucap.

Sebagai putra-putri terbaik yang lahir dan besar dari bumi yang sarat akan adat dan budi pekerti, kita "bertanggung jawab untuk menjaga kehormatan dan marwah daerah ini".

Penting bagi kita untuk menghindari pola-pola politik yang hanya mengedepankan adu kekuatan dan saling menjatuhkan.

Pemilu bukanlah ajang untuk saling sikut, menuding, apalagi menyebar fitnah yang merusak sendi-sendi persaudaraan dan kebersamaan dalam ranah luak nan bungsu dan ranah Minang kabau pada umumnya

"Kampanye yang penuh caci maki dan hujatan hanya akan mengajarkan pada masyarakat cara-cara yang brutal dan jauh dari nilai-nilai moral yang seharusnya dijunjung tinggi,"ulas Safaruddin.

Sebaliknya, "kita harus menjadi panutan", menunjukkan bahwa perbedaan pandangan dan pilihan bukanlah alasan untuk memecah belah, melainkan sebuah ruang untuk memperkaya khazanah pemikiran dan memperkuat demokrasi.

Editor : Wanda Nurma Saputri
Bagikan

Berita Terkait
Terkini