Sementara, nagari atau desa tertinggal, indikatornya nagari atau desa tersebut dengan potensi sumber daya sosial, ekonominya, namun kurang mampu mengelolanya.
Berikutnya, desa berkembang, indikatornya, sebuah desa potensial menjadi desa maju, tetatpi belum mengelola potensinya secara optimal. Sedangkan desa maju, desa yang memiliki kemampuan mengelola potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi. Terakhir desa mandiri, adalah desa maju yang mampu membangun untuk peningkatan kualitas hidp masyarakat desa secara berkelanjutan.
Mahdianur juga mengungkapkan, gambaran umumnya terdapat 20 permasalahan pada nagari atau desa tertinggal di Sumbar saat ini. Permasalahan tersebut yakni, masih rendahnya jumlah dokter dan tenaga kesehatan lainnya di nagari. Masalah lainnya, jarak tempuh dan akses menuju tempat pendidikan yang masih jauh, rendahnya jumlah keluarga yang memiliki akses listrik, adanya nagari yang tidak memilik sinyal telepon (blind spot) dan rendahnya akses internet bagi warga dan kantor desa.
Juga ada masalah rendahnya keluarga yang memiliki jamban, masih rendahnya pembangunan TPS dan TPA di nagari, rendahnya tingkat kepesertaan masyarakat yang memiliki BPJS, rendahnya ketersediaan pusat kegiatan belajar masyarakat, ketersediaan ruang publik yang rendah dan rendahnya jumlah kelompok olahraga, kegiatan olahraga serta sarana dan prasana olah raga yang kurang memadai.
Masalah berikutnya, masih rendahnya jumlah industri dan UMKM dari jumlah keluarga di nagari, jarak tempuh dan akses menuju pertokoan yang masih jauh, rendahnya jumlah toko dan penginapan di nagari, rendahnya jumlah jasa logistik dan pos di nagari.
“Masalah lainnya, rendahnya jumlah bank dan BPR serta akses kredit di nagari atau desa, jumlah koperasi aktif dan BUMDes/BUMNag yang rendah, keterbukaan wilayah melalui akses jalan yang belum bisa dilalui kendaraan. Juga identifikasi jenis dan rawan bencana di nagari yang rendah, jumlah fasilitas tanggap bencana, peringatan dini bencana dan perlengkapan keselamatan serta jalur evakuasi yang rendah,” terangnya.Sementara, strategi Pemprov Sumbar dalam misi meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan berkelanjutan meliputi, percepatan pengembangan infrastruktur transportasi dalam meningkatkan pelayanan publik pada sektor strategis.
Strategi lainnya, pemenuhan kebutuhan energi dan infrastruktur dalam rangka percepatan pembangunan dan daya saing daerah. Meningkatkan kualitas kelembagaan dan masyarakat dalam mitigasi bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Peningkatan pelestarian dan pengelolaan lingkungan. Terakhir peningkatan kualitas lingkungan dan permukiman.
Arah kebijakan Pemprov Sumbar di bawah kepemimpinan Mahyeldi-Audy meliputi, dukungan akses transportasi ke sentra produksi pertanian, perikanan, destinasi wisata dan UMKM. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana tenaga listrik untuk kelompok masyarakat tidak mampu, daerah belum berkembang, daerah terpencil serta pedesaan.
Pengembangan desa dan nagari siaga bencana, peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam mitigasi bencana, dan peningkatan sarana dan prasarana untuk kesiapsiagaan bencana adalah arah kebijakan tambahan.
Editor : Wanda Nurma Saputri