KUPASONLINE.COM - Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Yuni Andra, menyatakan bahwa dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, hanya Kabupaten Pesisir Selatan yang dianggap memiliki risiko medium terhadap penyebaran virus polio, sementara 18 kabupaten dan kota lainnya dianggap memiliki risiko tinggi.
Seperti yang dia katakan, penilaian risiko ini didasarkan pada kinerja surveilans AFP (acute flaccid paralysis) dan imunisasi, terutama polio.
"Kabupaten Pesisir Selatan meraih nilai lebih tinggi dibandingkan kabupaten dan kota lain," jelas Yuni pada saat Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Pesisir Selatan, Selasa 23 Juli 2024.
Secara umum, kata Yuni, khusus untuk kinerja surveilans AFP di Sumatera Barat pada 2023 telah berhasil melampaui target nasional dengan capaian Non Polio AFP Rate sebesar 9,29 per 100.000 anak <15 tahun (target nasional: 3/100.000 anak <15 tahun).
"Akan tetapi, capaian imunisasi kita di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2023 masih belum mencapai target nasional dengan capaian OPV 4 sebesar 63.6% dan IPV 61.9% (target nasional: 100%)," imbuhnya.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak yang belum memiliki perlindungan terhadap virus polio.Yuni Andra mengatakan, Kabupaten Pesisir Selatan layak menjadi rujukan bagi daerah lain di Sumatera Barat dalam upaya meningkatkan capaian imunisasi polio dan surveilans AFP.
"Daerah itu bisa belajar dari apa yang dilakukan di Pesisir Selatan untuk meningkatkan capaian di daerah," kata Yuni.
Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mencapai cakupan imunisasi polio yang tinggi di wilayahnya.
"Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras, termasuk tenaga kesehatan, kader, tokoh masyarakat, dan orang tua, atas capaian ini," kata Rusma dalam kesempatan itu.
Editor : Wanda Nurma Saputri