KUPASONLINE.COM - Kejadian Luar Biasa (KLB) diare sebagaimana terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) sejak 8 April 2024 lalu saat ini semakin melandai. Hal itu ditandai dengan penurunan kasus secara signifikan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Intan Novia Fatma Nanda, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Erna Juita, menyebutkan bahwa per tanggal 12 Mei 2024 jumlah kasus diare semakin kecil.
"Puncaknya memang minggu pertama bulan Mei, namun, setelah itu kasusnya menurun," Erna, Minggu (12/5) ketika mendampingi tim Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Barat.
Menurut Erna, tim IDAI yang terdiri dari Program Kesehatan Spesialis Anak Unand dan RS M Jamil, melakukan kajian analisis faktor penyebab KLB di Sutera.
"Bermacam faktor, kesehatan lingkungan, sumber air minum, perilaku hidup bersih dan sehat," jelasnya.
Termasuk kajian tata laksana penanganan diare, serta apa yang mengakibatkan KLB diare terjadi."Kajian door to door, ke rumah pasien, puskesmas, RS BKM, RSUD dr M Zein, dan pelayanan langsung ke 7 nagari, bagi balita yang sakit maupun yang sehat, untuk keluar dari kasus KLB tersebut," terangnya.
Sebagaimana diketahui penyakit diare tersebut ditetapkan KLB karena sebelumnya menjangkiti lebih dari ratusan warga di Pessel dan mengakibatkan 5 orang warga meninggal dunia yang semuanya masih dalam usia balita. Bahkan update terakhir mencapai 202 warga terjangkit.
Direktur RSUD dr M Zein Painan, Fahriza, ketika dihubungi Senin (13/5) menjelaskan bahwa jumlah pasien yang masih dirawat saat ini tinggal sebanyak 18 orang lagi.
"Mereka itu didominasi oleh pasien anak-anak. Untuk mempercepat pemulihan, maka kita dari pihak rumah sakit juga menyalurkan bahan makanan tambahan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Pessel," tutupnya. (Zan)
Editor : Wanda Nurma Saputri
