Juru Parkir Pasar Pabukoan Limbukan Ogah Setor ke Dishub

×

Juru Parkir Pasar Pabukoan Limbukan Ogah Setor ke Dishub

Bagikan berita
Misranhadi-Juru parkir di areal pasar pabukoan kelurahan Limbukan sedang mengatur kebdaraan yang hendak parkir.
Misranhadi-Juru parkir di areal pasar pabukoan kelurahan Limbukan sedang mengatur kebdaraan yang hendak parkir.

KUPASONLINE.COM - Uang parkir dadakan, setahun sekali dikelola pemuda kelurahan Limbukan, kecamatan Payakumbuh Selatan di areal pasar pabukoan setempat, ogah setor ke dinas Perhubungan (Dishub) kota Payakumbuh."Tidak maunya kami setor ke Dishub, karena aeal parkir sekali setahun di pasar pabukoan Limbukan ini, dikelola oleh pemuda tidak ada hubungannya dengan Dishub, buktinya kami tidak memakai atribut Dishub berupa baju juru parkir warna biru, "ujar Misrahadi (50) salah seorang juru parkir di pasar pabukoan itu kepada wartawan, Minggu 17 Maret 2024.

Kami bertugas sebagai juru parkir selama bulan suci ramadhan ini, tidak hanya mencari makan, akan tetapi ikut berpatisipasi mengatur dan menertibkan jalan raya diseputar area pasar pabukoan, juga seraya menunggu beduk berbuka.Jujur kami katakan, jika cuaca baik-baik saja, kami hanya mendapatkan uang jasa parkir paling banyak Rp30.000 atau Rp40.000 perhari, tidak ada embel-embel lain dan setor ke yang lain ataupun tidak ada istilah uang takut.

"Lihat saja, apabila parkir tidak ditertibkan oleh pemuda, kesembrautan dan lalu lalangnya kendaraan roda dua dan empat akan bertambah runyam, begitu juga pemilik kendaraan bermotor, jika ada juru parkir tentunya merasa aman dan nyaman," kata Misrahadi.Masih dilokasi parkir, Meladwita (45) yang merupakan salah seorang warga kelurahan Kototuo Limo Kampuang, Payakumbuh Selatan, ketika sedang membayar uang parkirnya, kepada wartawan Minggu 17 Maret 2024 menyebutkan, membayar uang parkir sudah menjadi kewajiban bagi pemilik kendaraan bermotor dimana saja parkir.

Jangankan di areal pasar pabukoan yang jelas ini, di pasar Payakumbuh saja, hanya turun sebentar membeli sesuatu keperluan, boleh dibilang hitungan detik, kita sudah diingatkan oleh juru parkir yang datang secara tiba-tiba dengan meniup pluit, artinya bayar parkir dulu."Ya, begitu pula zamannya sekarang, mau komplein kita repot juga dan buang-buang waktu rasanya jika berdebat dengan juru parkir, lebih baik ihklaskan saja uang Rp2.000 itu, mereka toh juga punya anak dan istri," terang Meladwita.

Sebelumnya, Kadis Perhubungan kota Payakumbuh Devitra didampingi sekretaris Hadiyatul Rahmat kepada media online ini, diruang kerjanya kemaren, mengakui saat ini banyak keberadaan parkir dadakan selama bulan suci ramadhan."Keberadaan parkir di areal pasar pabukoan Limbukan sudah kami pantau, benar dikelola pemuda, yang penting situasi parkir disana kondusif, terhadap adanya laporan masyarakat, banyaknya beredar informasi parkir liar dibeberapa titik di Payakumbuh, sebagian sudah ada yang kami hentikan, karena dianggap pungutan liar (pungli), "kata Devitra. (nura)

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini