KUPASONLINE.COM - Gubernur Mahyeldi Ansharullah meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumatera Barat untuk memanfaatkan sepenuhnya potensi perairan laut untuk meningkatkan pendapatan nelayan. Menurut Mahyeldi, DKP dapat memanfaatkan skema budi daya untuk mendorong nelayan untuk memaksimalkan potensi lobster mereka."Lobster merupakan salah satu komoditas ekspor yang laku di pasaran. Selama ini, sebagian besar ekspor lobster Sumbar bersumber dari hasil tangkapan nelayan. Ke depan, ini perlu dikembangkan melalui skema budi daya, sehingga nelayan dapat memperoleh hasil yang lebih optimal," jelas Mahyeldi di Padang, Rabu 24 Januari 2024
Ia mengatakan, pemerintah perlu mengambil peran lebih strategis untuk membantu meningkatkan pendapatan nelayan, terutama nelayan kecil, agar mereka bisa lebih sejahtera sekaligus dapat mengurangi angka kemiskinan."Saat ini Nilai Tukar Nelayan (NTN) Sumbar masih di bawah nasional. Karena itu kita harus memikirkan bagaimana program-program kita di pemerintahan bisa mendukung ekonomi nelayan, sehingga dari waktu ke waktu NTN semakin meningkat," harap Mahyeldi.
Reti Wafda, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, mengatakan bahwa sejak 2023, mereka telah memulai pemijahan 20 ribu benih lobster (BL) di UPTD Balai Perikanan Budidaya Air Laut dan Payau (BPBALP) di Teluk Buo, Padang.Lobster pasir (panulirus homarus) dan lobster mutiara (panulirus ornatus) adalah dua jenis lobster yang akan dikembangkan.
"Benih lobster itu kita besarkan hingga ukuran jangkrik di UPTD BPBALP, setelah itu baru kita salurkan pada kelompok nelayan budi daya sebagai bantuan pada awal 2024 ini," ujar Reti.Ia kemudian menjelaskan mengapa benih lobster baru hanya diberikan setelah lobster mencapai ukuran setara jangkrik. Ini karena ketika lobster masih benih, mereka rentan mati jika mereka tidak mendapatkan perawatan yang tepat.Selain itu, Kepala Dinas DKP Sumbar menyatakan bahwa tiga wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan, Padang, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai dianggap cocok untuk pengembangan lobster laut.Reti mengatakan bahwa lobster Sumbar diekspor senilai total Rp12,063 miliar pada tahun 2023.
Ia percaya bahwa nilai tersebut akan jauh lebih meningkat jika program budi daya lobster di Sumbar berhasil. Ini akan membantu pemerintah mencapai tujuan meningkatkan NTN dan mengentaskan kemiskinan di Sumbar. (adpsb)
Editor : Sri Agustini