Cerita Pengalaman Seorang Debt Collector Pinjol Ilegal, Intimidasi Nasabah Galbay 30 Kali dalam Sehari

×

Cerita Pengalaman Seorang Debt Collector Pinjol Ilegal, Intimidasi Nasabah Galbay 30 Kali dalam Sehari

Bagikan berita
Ilustrasi debt collector. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi debt collector. (Foto: Istimewa)

KUPASONLINE.COM - Saban hari nasabah pinjaman online (pinjol) legal maupun ilegal selalu bertambah, meskipun belakangan ini banyak berita yang tidak mengenakan terkait cara penagihan dari pinjol, namun para debitur selalu meminjam uang kepada pinjol.Dikutip dari kanal Youtube CNN Indonesia, ia melakukan wawancara kepada salah satu debt collector pinjol ilegal.

Robert, nama samaran debt collector itu, ia menceritakan bahwa dalam sehari ia mengirimi pesan ke puluhan atau bahkan ratusan nasabah yang gagal bayar.Sebagai seorang penagih utang, Robert memiliki kebiasaan mengintimidasi peminjam dengan menggunakan kalimat-kalimat kasar dan tidak pantas.

Dalam sehari, dia bisa mengirim pesan semacam ini puluhan kali kepada seorang peminjam untuk memaksa mereka membayar utangnya.Sudah hampir 1 tahun Robert bertugas dalam bidang penagih utang. Bukan hanya sebagai kolektor biasa, melainkan dalam bagian "Desk Collection."

Tugas utama dari desk collection adalah menagih pembayaran dari nasabah yang telah menunggak atau bahkan yang belum melewati tanggal jatuh tempo."Kami harus menghubungi mereka dalam waktu tertentu. Setelah nasabah membayar, uangnya akan ditransfer. Kemudian, mereka akan dihubungi oleh desk collection sesuai dengan kesepakatan awal." ujar Robert.

"Biasanya, kami menghubungi nasabah dua hari sebelum jatuh tempo. Jika nasabah merespons dengan baik, kami akan berhenti menghubunginya. Namun, jika tidak ada respons hingga tanggal jatuh tempo, kami akan terus menghubunginya dengan kata-kata kasar," lanjutnya menerangkan.Frekuensi kontak ini bisa mencapai lebih dari 30 kali sehari, tergantung pada jumlah pinjaman yang belum dibayar. Semakin besar jumlah pinjaman, semakin sering Robert menghubungi.

Banyak dari kalian mungkin sudah tahu konsekuensi dari keterlambatan pembayaran utang, terutama melalui pinjaman online ilegal. Mulai dari umpatan hingga intimidasi, hal ini seringkali dialami oleh nasabah.Robert yang sudah berpengalaman selama 1 tahun sebagai desk collection, sering mengirim pesan kepada banyak nasabah setiap hari.

Ketika teror dan intimidasi lewat kata-kata tidak berhasil, Robert punya cara lain untuk memaksa nasabah membayar utang, termasuk meneror orang-orang di sekitar peminjam dengan menggunakan kata-kata kotor atau ancaman. Ini bisa dilakukan lebih dari 30 kali sehari.

Jika tidak ada respons dari nasabah, Robert akan mencoba menghubungi kontak yang tercantum, seperti nomor telepon kantor atau rekan kerja mereka."Kami juga akan menghubungi orang-orang di sekitar nasabah, termasuk tetangga. Kami mencoba nomor yang tercantum, seperti nomor tempat kerja atau tetangga, tetapi jika informasi tersebut tidak valid, kami bahkan bisa masuk ke dalam handphone nasabah. Ini dilakukan karena pada saat nasabah menyetujui pinjaman, mereka memberi izin aplikasi untuk mengakses kontak di handphone mereka." kata Robert.

Tugas dari desk collection memungkinkan Robert untuk melihat seluruh kontak yang ada di handphone nasabah.Dengan akses ini, ia memiliki potensi untuk menghubungi atau mengganggu semua kontak tersebut. Namun, ia biasanya fokus pada kontak-kontak yang dianggap penting oleh nasabah, misalnya bosnya atau orang-orang yang disebutkan dengan nama penting.

"Kami akan menghubungi orang-orang tersebut secara berulang-ulang, bahkan sampai puluhan kali sehari, sampai mereka merespon dan nasabah membayar," kata Robert.Kemudian Robert juga mengatakan bahwa melakukan penagihan ini juga dilewat media sosial nasabah.

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini