KUPASONLINE.COM - Ujung Batu pernah menyaksikan Perang Dunia II yang ganas, yang dimulai oleh Jepang karena kegagalan pasukan Kamikaze untuk mencapai tujuan negara Matahari Terbit untuk menguasai dunia.Tentara yang dipimpin oleh Kaisar Hirohito tidak dapat menguasai pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii, yang merupakan lokasi yang membedakan Samudera Pasifik dan Atlantik.
Tidak jauh dari sana, di bawah lautnya yang biru, ada monumen Perang Dunia II: meriam Jepang menghancurkan kapal dagang Belanda. Ujung Batu menjadi saksi peristiwa itu.Kapal itu tidak sampai ke Teluk Bayur. pelabuhan yang sebelumnya dikenal sebagai Emma Haven. satu-satunya pelabuhan buatan Belanda yang diberi nama Princess of the Windy Country.
NV. Boeloengan terseok sebelum jatuh ke dalam air Mandeh. Tidak ada yang dapat menyelamatkan hidupnya. Seluruh muatannya tumpah, terbawa arus bawah laut yang deras.Sekarang, bangkai kapal itu menjadi salah satu daya tarik yang paling menonjol. memberikan adrenalin bagi pecinta selam. Puing-puing besi sepertinya mengingatkan mereka pada masa lalu perang.Perburuan tidak berhenti di sana. Teluk Mandeh memiliki banyak biota laut dan pemandangan bawah laut yang memukau. Menari adalah cara terumbu karang menghibur peselam.Mentari bersiap untuk peraduan sore menjelang. Jalan itu menanjak dengan banyak kendaraan. Secara berurutan, mereka merapati tepian aspal. Menikmati senja di Ujung Batu saat dia meninggalkan mobilnya.
"Kami bersama keluarga sering ke sini. Setidaknya hanya untuk sekedar makan bersama keluarga. Panorama alamnya memang bagus," ujar Al-Amin (36), warga Kecamatan Koto XI Tarusan.Cahaya sang surya perlahan melabuhi Teluk Mandeh. Pantulan cahayanya membiaskan warna keemasan. (Zan)
Editor : Sri Agustini
