Sektor Pariwisata Kabupaten Solok Selatan Harus Diatur Kembali!

×

Sektor Pariwisata Kabupaten Solok Selatan Harus Diatur Kembali!

Bagikan berita
Sektor Pariwisata Kabupaten Solok Selatan Harus Diatur Kembali
Sektor Pariwisata Kabupaten Solok Selatan Harus Diatur Kembali

KUPASONLINE.COM - Ketika proyek jalan antara Sungai Rumbai Dharmasraya dan Sungai Kunyit selesai, sektor pariwisata Kabupaten Solok Selatan harus diatur kembali dan diperbaiki atau hanya menjadi penonton.Ini disebabkan oleh fakta bahwa ketika akses jalan tersebut selesai, arus lalu lintas akan melonjak dari luar Sumbar ke Dharmasraya, Solok Selatan dan tembus ke Kerinci, Jambi, serta kembali.

Selain itu, pengunjung akan mengunjungi tempat wisata yang ada di daerah yang dilalui.Jika Solok Selatan tidak siap untuk memanfaatkan peluang ini untuk memperbaiki sejumlah destinasi wisata unggulan yang ada, peluang tersebut akan hanya menjadi perhatian penonton. Wisatawan mungkin memilih untuk pergi ke Kayu Aro Kerinci.

"Semua ini sudah sangat mendesak. Kenapa? sebentar lagi jalan Sungai Rumbai- Sungai Kunyit akan selesai. Dan akan terjadi lonjakan munjungan wisatawan ke Solok Selatan,""Kalau kita gak siap, mereka (wisatawan ) nanti beloknya ke Kayu Aro liat kebun teh atau air terjun dan danau yang ada di daerah tersebut," ujar Pegiat Pariwisata Sumbar, Nofrins pada Senin, 27 November 2023.

Dia mengatakan untuk destinasi wisata Solok Selatan cukup beragam tidak hanya Saribu Rumah Gadang dan Menara Songket."Lalu apakah orang ke Saribu Rumah Gadang (SRG) hanya duduk-duduk dan tidur-tidur di homestay SRG? ya enggak lah. Kalau itu doang, males wisatawan ke Solok Selatan. Udh jauh-jauh, rugi rasanya yang didapat kalau hanya SRG," tutur Nofrins.

Untuk itu, pihaknya berharap agar destinasi-destinasi seperti Air Terjun Dua Tingkat, Air Terjun Tangsi Empat, Camintoran, Goa Batu Kapal (GBK) yang luar biasa harus disiapkan dengan baik dan nyaman untuk wisatawan."Harus diseriuskan sehingga wisatawan kunjungannya ke Solok Selatan banyak yang bisa didapat. Pendukung lain yang masih kurang adalah tempat makan yang cukup representatif. Tapi ini bisa menyusul nanti dengan peningkatan jumlah wisatawan. Prioritaskan dan tingkatkan dulu kebersihan dan kenyamanannya," sebutnya.

"Memajukan kawasan SRG tidak bisa hanya membicarakan rumah gadang dan menara songket aja tapi harus terintegrasi se-Solok Selatan," ujarnya.Menurutnya, SRG yang sudah menjadi ikon dan mendapatkan bantuan langsung dari Presiden Jokowi harus dijadikan sebagai 'madu utama' untuk menarik minat wisatawan ke Solok Selatan.

"Hal ini benar-benar harus diseriuskan dulu. Masyarakat sekitar harus paham multiplier effectnya. Harus paham bahwa duit itu nanti tidak hanya untuk pemilik rumah gadang, tapi semua stakeholders pariwisata secara proporsional," katanya.Dia mencontohkan Bukittinggi dan Jam Gadang yang jadi ikonnya. Sementara, objek lain kena dampak positifnya. "Jadi harus tahu kita, mana yang akan jadi daya tarik utama dan mana yang akan jadi daya tarik penguat," jelas dia.

Kemudian, imbuhnya, setelah penanda tanganan prasasti Program Revitalisasi Kawasan Saribu Rumah Gadang pada acara peringatan Hari Pers Nasional di Padang 12 Februari 2018 lalu, masyarakat Solok Selatan berharap Presiden memenuhi janjinya untuk meresmikan Desa Wisata Saribu Rumah Gadang dengan Menara Songket setinggi 32 meter. Lebih tinggi dari Jam Gadang yang 26 meter di Bukittinggi.Sudah beberapa kali Presiden berjanji akan ke Solok Selatan. Tapi belum mendapatkan waktu yang tepat.

"Semoga Pak Bupati Khairunas bisa mengundang Presiden ke Solok Selatan. Yang mungkin sekalian untuk meresmikan jalan Sungai Kunyit ke Sungai Rumbai yang juga dibantu dari pusat," lanjutnya.Kemudian, pihaknya juga berharap agar destinasi-destinasi yang lain harus disiapkan juga. Tapi jangan semua.

"Gak cukup uangnya dari APBD. Harus dipilih yang memang bakal jadi ikon penguat. Sehingga bisa diharapkan untuk dapat bantuan Presiden jika beliau jadi datang ke Solok Selatan tahun 2024. Misalnya area Air Terjun Tangsi Ampek, Pintu Gerbang Pendakian Gunung Kerinci di Camintoran dan GBK. Fokus kesitu saja dulu," katanya."Pendakian Gunung Kerinci dari Camintoran, sudah nyinyir saya mendesak dinas terkait dan Komunitas Pecinta Alam Solok Selatan. Sayang sekali 25.000 orang pendaki Kerinci hanya numpang lewat di Solok Selatan," tuturnya.

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini