KUPASONLINE.COM - Minggu 16 Oktober 2023, Program Studi Ilmu Komunikasi Departemen Sosiologi akan mengadakan kuliah umum dengan tema "Meet The Expert: Praktisi Bicara Komunikasi".Kuliah umum ini, yang ditujukan untuk mahasiswa baru Prodi Ilmu Komunikasi, memberikan kesempatan kepada para praktisi ilmu komunikasi untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Kegiatan ini dibuat untuk menanggapi keterbatasan perkuliahan di ruang kelas.
Selanjutnya, ada tiga pilihan konsentrasi di Program Studi Ilmu Komunikasi: Manajemen Komunikasi, Humas, dan Jurnalistik. Selama kuliah umum yang diselenggarakan di lantai 4 Gedung Laboratorium FIS UNP.88 siswa baru Fakultas Ilmu Komunikasi menghadiri presentasi Ramadhani, Redaktur klikpositif.com, Khairian Hafid, S.Sos.I, Staf Humas RSUP Dr. M. Djamil, dan Heza Putra, pendiri dan CEO Monoca Collective. Acara ini dimoderatori langsung oleh AB Sarca Putera, S.Ikom, M.A., Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi UNP.
Upaya untuk menerjemahkan program Praktisi Mengajar yang dimulai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah kehadiran praktisi di antara mahasiswa baru Prodi Ilmu Komunikasi.Program Praktisi Mengajar bertujuan untuk membuat lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk bekerja.
Program ini mendorong kolaborasi aktif antara dosen dan praktisi ahli untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan keahlian yang mendalam dan bermakna antar sivitas akademika perguruan tinggi.Pada kuliah umum ini, Ramadhani sebagai praktisi di bidang Jurnalistik memberikan gambaran tanggung jawab profesi yang diemban olehnya. Menjadi jurnalis adalah jalan pedang karena kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran. Dan loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada publik. Maka, menjadi Jurnalis tidak bisa dilepaskan dari hajat hidup orang banyak, ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Khairian Hafid, S.Sos.I, Profesi Public Relations sejatinya memiliki tanggung jawab pada dua sisi, pada organisasi dan pada publik. Hal ini lah yang membuat Kode Etik Profesi Public Relations menjadi penting untuk ditegakkan. Karena akan memandu kerja-kerja Public Relations tetap berada pada koridor yang semestinya, Jelas Humas RSUP Dr. M. Djamil ini. Baik jurnalistik ataupun humas memiliki ranah pengembangan profesi yang cukup jelas kedepannya, misalnya mahasiswa yang mengambil peminatan Jurnalistik bisa berprofesi sebagai jurnalis nantinya. Atau, mahasiswa yang mengambil peminatan Humas, dapat menjadikan Humas sebagai pilihan karirnya.Namun, sedikit berbeda dengan ranah Jurnalistik dan Humas, konsentrasi Manajemen Komunikasi memiliki ranah profesi yang cukup luwes. Hal ini yang dipaparkan oleh Founder dan CEO Monoca Collective, Heza Putra. Manajemen Komunikasi adalah ruang bebas yang menuntut kreativitas. Karena pada dasarnya Manajemen Komunikasi terletak pada inti komunikasi itu sendiri, yaitu pesan. Tak ada komunikasi tanpa pesan. Maka, peran sentral manajemen komunikasi adalah mengolah pesan, mulai dari teks, audio, visual, dan lain-lain yang disesuaikan dengan kebutuhan audiens ungkapnya.
Sebagai CEO dari sebuah agensi digital marketing, Heza menambahkan bahwa Manajemen Komunikasi membuka ruang hadirnya beragam profesi baru, mulai dari Project Manager, Social Media Manager, Copywriter, Graphic Designer, dan lain sebagainya. Namun, untuk dapat terjun dalam dunia kerja Manajemen Komunikasi dibutuhkan portofolio yang mestinya dapat dibangun sejak dari masa perkuliahan, tegasnya di hadapan mahasiswa baru prodi Ilmu Komunikasi.Kuliah umum Meet The Expert sejatinya adalah rangkaian kegiatan dari program BootComm (Reboot Communication) yang dirancang untuk Mahasiswa Baru Program Studi Ilmu Komunikasi.BootcComm diharapkan menjadi ruang dan medium matrikulasi bagi Mahasiswa Baru yang masih berada pada fase transisi dari Siswa menjadi Mahasiswa, khususnya dalam konteks pengetahuan dan wawasan terhadap Ilmu Komunikasi.BootComm adalah program yang berangkat dari tiga persoalan mendasar dalam kehidupan masyarakat akademik: Pertama, praktik perploncoan yang masih saja terjadi pada tahap penerimaan mahasiswa baru. Kedua, dunia pendidikan dan dunia kerja hari ini yang mestinya mengikuti gerak zaman, sehingga menghadirkan tuntutan Keterampilan Abad 21 yang harus dimiliki oleh mahasiswa baru. Terakhir, pemahaman akan nilai-nilai integritas akademik, Jelas Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi, AB. Sarca Putera.
Meski bukan seperti hukum positif, namun integritas akademik adalah panduan utama menuju peningkatan kualitas akademik, yang pada akhirnya dapat berdampak baik pada masyarakat. Maka, Program BootComm diharapkan dapat dilihat sebagai bagian dari upaya menghadirkan alternatif solusi terhadap tiga persoalan mendasar tersebut tutupnya. (*)
Editor : Sri Agustini