KUPASONLINE.COM - Gara-gara telat bayar pinjaman online (pinjol) AdaKami, seseorang laki-laki berinisial K nekat mengakhiri hidupnya.Sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, ia sempat diteror debt collector hingga dirinya dikeluarkan dari tempat kerjanya.
Hal ini ketahui publik setelah akun Twitter @rakyatvspinjol mengunggah sebuah cuitan yang berbunyi.[caption id="attachment_53345" align="alignnone" width="595"] Sumber foto: Twitter @rakyatvspinjol[/caption]
"TWITTER X PLEASE DO YOUR MAGIC. Aku mau cerita tentang korban kebrutalan terror DC pinjol legal Adakami yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri ya""Keluarga saya bunuh diri, krna tdk mampu membayar di AdaKami. Teror dan cacian hingga menjurus ke pemecatan dr pekerjaan membuat nya makin terpuruk,"
"Peristiwa bunuh diri karena pinjol mmg tdk di UP krna keluarga besar pun malu membuka Aib Almarhum,""Tapi ini benar2 serius. Kalau sdh bnyak yg speak up ttg kelakuan DC AdaKami di sosial media dll, kenapa gk diungkap aja. Toh, owner apk ini jelas ada di Indonesia."
Menurut kronologi yang dijelaskan oleh akun @rakyatvspinjol, K adalah seorang pegawai kontrak di kantor pemerintah.[caption id="attachment_53346" align="alignnone" width="675"] Sumber foto: Twitter @rakyatvspinjol[/caption]
Korban, K, meminjam uang sebesar Rp 9,4 juta melalui aplikasi pinjaman online AdaKami.Namun karena terlambat membayar, jumlah yang harus dibayarkan meningkat menjadi Rp 19 juta.K tidak mampu membayar, dan akhirnya mendapat banyak ancaman dari penagih utang.K, yang memiliki kontrak selama 5 tahun, akhirnya dipecat karena banyaknya panggilan dari penagih utang ke kantornya.
K memberitahu istri dan anaknya yang berusia 3 tahun bahwa kontraknya tidak diperpanjang.
Menghadapi kesulitan keuangan, istri K membawa anaknya tinggal di rumah keluarganya.Namun, ancaman masih terus berlanjut. Banyak pesanan palsu dari ojek online datang ke rumah K setiap hari, mencapai lima hingga enam pesanan palsu dalam sehari.
Akhirnya, K berbicara terbuka kepada istri dan keluarga besar tentang masalah yang dihadapinya.Setelah mengetahui hal itu, istri K menolak untuk kembali ke rumah karena ancaman masih berlanjut.
Editor : Sri Agustini