KUPASONLINE.COM - Beberapa pelajar SMK/SMA diamankan polisi karena membawa senjata tajam di Kecamatan Padang Barat.Para remaja tersebut ditangkap oleh Polresta Padang lantaran aksi balap liar dan dugaan tawuran. dan ada satu orang kedapatan memiliki senjata tajam sehingga dilakukan penahanan.
Kita amankan ada beberapa orang pada Jumat siang di daerah Padang, kata Kasi Humas Polresta Padang, Ipda Yanti Delfina.Mereka remaja yang kedapatan memiliki senjata tajam, kata Kasi Humas.
Tahun lalu Polresta Padang menindak sebanyak 32 kasus tawuran. Jumlah tersebut relatif meningkat jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.Kapolresta Padang, Kombes Ferry Harahap mengatakan bahwa dari 32 kasus itu, sebanyak 29 kasus sudah diselesaikan untuk penyelidikannya.
Dari kasus-kasus yang ditangani Polresta Padang, yang mengalami peningkatan adalah kasus tawuran. Tapi selama ini kita memang fokus untuk melakukan penindakan terhadap kasus tawuran ini, kata Ferry Harahap.Dari tangan pelaku tawuran yang telah ditangkap, kata Ferry, pihaknya juga menyita sejumlah barang bukti saat melakukan penindakan saat tawuran berlangsung.Selain pelaku, barang bukti berupa senjata tajam juga kami sita. Saat ini sedang proses sesuai pasal penganiayaan dan pengeroyokan yang kita sangkakan, tutupnya.Personel Polresta Padang pernah terluka pada saat mengamankan pelaku tawuran di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (21/5/2023), lalu. Aksi tawuran ini terjadi di Jalan Sarang Gagak Lintah Kelurahan Anduring Kecamatan Kuranji.
Polisi akan kejar pelaku yang melakukan aksi tawuran ini sampai kemanapun, karena satu orang anggota kita terluka. Salah satu polisi itu terluka akibat dilempar pedang oleh pelaku tawuran tersebut, ujar Kasat Reskrim waktu itu.Seperti diketahui, sudah menjadi ritual para remaja itu, mulai hari Jumat siang hingga Minggu pagi, mereka selalu tawuran.
Mereka datang bergerombolan lalu terlibat bentrok di jalanan. Anak muda tersebut datang menggunakan sepeda motor sekitar seratus orang dan tampak membawa senjata tajam berupa klewang, kayu, batu, hingga petasan.
Editor : Sri Agustini
