6 Bandara di Sumatera Barat, Nomor 5 Banyak Sejarah yang Tersirat tapi Terlupakan

×

6 Bandara di Sumatera Barat, Nomor 5 Banyak Sejarah yang Tersirat tapi Terlupakan

Bagikan berita
Replika pesawat Avro Anson yang dibeli berkat patungan emas warga Gadut, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Replika pesawat Avro Anson yang dibeli berkat patungan emas warga Gadut, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Bandara ini selesai dibangun pada tahun 1980 dengan ukuran landasan pacu 900 x 23 meter. Namun, saat ini bandara ini terancam tenggelam akibat abrasi dan pengambilan batu karang oleh masyarakat sekitar untuk pembangunan rumah.Akibat abrasi, panjang landasan pacu yang semula 900 meter kini hanya bisa digunakan sekitar 800 meter karena jaraknya dengan bibir pantai semakin dekat, hanya sekitar 25 meter saja.

4. Bandar Udara Pusako Anak Nagari di Kabupaten Pasaman Barat[caption id="attachment_48931" align="alignnone" width="678"]Bandara Pusako Anak Nagari, Kabupaten Pasaman Barat. (Foto: Istimewa) Bandara Pusako Anak Nagari, Kabupaten Pasaman Barat. (Foto: Istimewa)[/caption]

Bandar Udara Pusako Anak Nagari adalah bandar udara yang melayani penerbangan dari dan ke Simpang Ampek.Bandara ini terletak di Jorong Laban, Nagari Kapa, Luhak Nan Duo, Pasaman Barat, Sumatra Barat, Indonesia. Adapun jenis pesawat yang bisa mendarat di bandar udara ini adalah Cassa 212.

Landasan pacu saat ini sedang diperpanjang hingga 3.200 x 2 meter (10.499 ft × 7 ft).

5. Bandar Udara Gadut, Kabupaten Agam[caption id="attachment_34864" align="alignnone" width="640"]Bandara Gadut Agam, (Foto: Elshinta.com) Bandara Gadut Agam, (Foto: Elshinta.com)[/caption]

Terakhir, Bandara Gadut ini terletak di Nagari Gadut, Kabupaten Agam. Nama lapangan udara Gadut mulai muncul dimasa Penjajahan Jepang dan dipergunakan untuk kepentiangan mereka.Monumen pesawat yang berada di Bandara Gadut itu memiliki nilai histori yang luar biasa, tepat pada Desember 1947, masyarakat Minangkabau berhasil membeli sebuah kapal terbang berjenis Avro Anson dengan cara mengumpulkan emas selama dua bulan, pesawat bisa didatangkan ke Pelabuhan Udara di Nagari Gadut.

Avro Anson pun didatangkan ke lapangan udara Gadut dengan nomor registrasi VH-BBY yang kemudian menjadi RI-003.Namun pesawat tersebut tak lama kemudian jatuh di Selat Malaka saat ditumpangi oleh Halim Perdanakusuma dan Iswahyudi.

Pada tahun 2003, muncul keputusan pemerintah untuk membuat tugu berupa replika Avro Anson di bekas lokasi Lapangan Udara Gadut.Sementara nama Iswahyudi diabadikan untuk lapangan terbang di Malang, sedangkan Halim Perdanakusuma dipakai untuk nama pangkalan utama TNI AU di Jakarta.

6. Bandar Udara Piobang, Kabupaten Limapuluh Kota[caption id="attachment_48932" align="alignnone" width="715"]Bandara Piobang, Kabupaten Limapuluh Kota. (Foto: Pasbana) Bandara Piobang, Kabupaten Limapuluh Kota. (Foto: Pasbana)[/caption]

Mungkin sebagian kamu tidak mengetahui keberadaan bandar udara (Bandara) Piobang yang bersejarah di Kabupaten Limapuluh Kota.Bandara Piobang adalah bandara yang memiliki nilai sejarah di Indonesia, sebab pada tahun 1948, Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Hatta pernah mendarat disana menggunakan pesawat Seulawah sumbangan masyarakat Aceh.

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini
rosandisungai limauyasinBurhanuddinSekretariat DPRD kabupaten Dharmasraya Imam Mahfuri,S.E bersama  Ny.AyuKUD Makmur