KUPASONLINE.COM Selaku negeri dengan kebanyakan masyarakat berkeyakinan Islam, salah satu kewajiban penguasa merupakan buat memproteksi warga mukmin supaya tiap peliharaan ataupun angsa yang disantap diproses lewat cara- cara yang halal.Begitu di informasikan Delegasi Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy dalam sambutannya membuka penataran pembibitan Penataran pembibitan Ahli Jagal Halal( Juleha) serta Aparatur Fungsional Peternakan serta Kesehatan Binatang Sumatera Barat yang dinobatkan Biro Peternakan serta Kesehatan Binatang Sumbar di Bukittinggi, Jumat( 14 atau 10 atau 22).
Dibilang Wagub, biasanya warga mukmin berasumsi kalau daging ataupun ayam yang disantap di Indonesia dipotong dengan cara halal. Lalu selaku bagian dari proteksi pelanggan, jadi kewajiban penguasa buat melindungi anggapan itu senantiasa betul. Salah satunya dengan melangsungkan penataran pembibitan ahli jagal halal." Terlebih tagline kita kan Sumbar Madani, jadi wajib halal madani. Sebab itu dicoba penataran pembibitan ini, bukan cuma buat angsa tetapi pula buat ruminansia," jelas Wagub.
Dengan terdapatnya penataran pembibitan itu, Wagub berambisi Sumatera Barat selaku Provinsi kebanyakan berkeyakinan Islam bisa lalu menjamin supaya tiap pelanggan mukmin aman serta komsumsi daging serta angsa yang diproses dengan cara halal.Tidak hanya itu, bagi Wagub walaupun hasilnya tidak nampak langsung dengan cara raga, aktivitas penataran pembibitan sejenis ini ialah usaha pembangunan pangkal energi orang dengan output yang nanti bisa dialami warga Sumatera Barat." Banyak orang sering- kali mengarah memandang pembangunan dengan cara raga, sementara itu tingkatkan SDM tidak takluk berarti. Memanglah kadangkala tidak nampak, tetapi dapat ditakar dalam Penanda pembangunan orang," tutup Wagub.Penataran pembibitan yang berjalan sepanjang 2 hari itu dihadiri Kepala Disnakeswan Sumbar, Erinaldi serta Kepala Biro Pertanian serta Pangan( DPP) Kota Bukittinggi, dan diiringi 50 partisipan ahli jagal halal serta 50 aparatur fungsional peternakan serta kesehatan binatang. (*)
Editor : Sri Agustini
