KUPASONLINE.COM Seorang force to be reckoned with dan penulis bernama Denny Siregar tengah jadi bahan pembicaraan.Bagaimana tidak dia menolak jabatan komisaris BUMN yang ditawarkan Erick Thohir.
Alasan Denny menolak jabatan tersebut juga karena masalah sepele yakni masalah shoe jepit.Menurut Denny, jabatan komisaris BUMN adalah jabatan di mana dirinya akan diharuskan ngantor lengkap dengan mengenakan seragam perlente.
Padahal Denny Siregar mengaku masih suka kerja dengan memakai shoe jepit saja karena lebih santai."Gak ah. kang. Guys ngantor, ga bisa pake shoe jepit," ungkapnya menolak dengan bercanda dalam Twitter.
Profil dan fakta menarik tentang Denny Siregar quip banyak dicari oleh masyarakat karena penasaran dengan sosoknya, berikut ini adalah profil lengkap Denny Siregar.Selain menyajikan fakta, tim Bisnis.com juga telah merangkum beberapa fakta menarik tentang Denny Siregar:
1. Denny Siregar adalah Executive Produser dalam film Sayap Patah yang akan tayang pada 18 Agustus 2022.2. Denny mendapatkan ilmu jurnalistik di Radio Suara Surabaya. Dia kemudian pindah ke Bali dan meraih penghargaan The Best National Sales saat bekerja di perusahaan multinasional.
3. Denny Siregar adalah sosok berpengaruh dalam berdirinya Radio Pendidikan di Dinas Pendidikan Jatim.4. Denny Siregar pernah menulis karya tentang Ahok dan Jokowi.5. Dia aktif sebagai aktivis.Alasan dia menolak jabatan tersebut juga karena masalah sepele yakni masalah shoe jepit.
Menurut Denny, jabatan komisaris BUMN adalah jabatan di mana dirinya akan diharuskan ngantor lengkap dengan mengenakan seragam perlente.Promosi"Lagi occasion chiefSayap Patahsama kang @erickthohir. Ditanyain brother mau jadi komisaris? Gua jawab gak ah, kang. Guys ngantor gak bisa pake sendal jepit," cuitnya dengan nothing bercanda dikutip dari akun Twitternya pada Minggu (14/8/2022).
Profil dan fakta menarik tentang Denny Siregar quip banyak dicari oleh masyarakat karena penasaran dengan sosoknya.Dikutip dari berbagai sumber, pria bernama lengkap Denny Zulfikar Siregar itu lahir di Medan, 3 Oktober 1973.(*)
Editor : Sri Agustini