KUPASONLINE.COM Mantan Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming menyerahkan diri ke KPK.Mardani, yang merupakan tersangka kasus dugaan suap izin usaha pertambangan, ditahan KPK.
"Akibat proses penyidikan, tim penyidik ??berusaha menahan paksa tersangka MM dalam 20 hari pertama," kata Wakil Ketua KPK .Alexander Marwata di kantornya, Jl Kuningan Persada, Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Mardani ditahan di Rutan KPK Pondam Jayaguntur selama 20 hari sejak 28 Juli 2022 hingga 16 Agustus 2022.Mardani merupakan orang pertama yang menyerahkan diri ke Gedung KPK Jalan Ningan Persada pada Kamis (28,7).
Ia berjongkok setelah dinyatakan sebagai pengungsi sejak Selasa (26/7).Mardani Maming keluar dari gedung KPK dengan rompi oranye dan borgol di tangannya.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan kepada wartawan bahwa Mardani Maming diduga menerima suap dari banyak perusahaan pertambangan."Kami telah menemukan bukti permulaan yang cukup bahwa KPK telah meningkatkan kasus ini ke penyidikan yang melibatkan tersangka berikut MM (Mardani Maming)," kata Alex Kamis (28 Juli 2022) di KPK merah putih.
GeneralTreasurer PB NU yang tidak aktif ini akan di lock selama 20 hari kedepan.Mardani Maming juga diketahui sebagai buronan karena dua kali tidak memenuhi panggilan penyidik ??atau yang dikenal dengan Daftar Orang Dicari (DPO).Setelah ditetapkan sebagai Tersangka,KPK dijadwalkan memeriksa silang Mardani Maming sebanyak dua kali, yakni pada 14 Juli 2022 dan 21 Juli 2022.
Hingga KPK akhirnya menunjuk Maming sebagai penanggung jawab perlindungan data.Mardani Maming sendiri mengaku bingung dengan tekadnya untuk bertanggung jawab atas perlindungan data.
Alasannya, dia menyurati KPK bahwa dia siap datang ke penyidik ??di DPO pada 28 Juli 2022.Saya mengirim surat dan menyetujui tim investigasi bahwa saya akan hadir pada tanggal 28, "kata Mumming kepada wartawan.
Saya di sini seperti yang dijanjikan. Surat saya ke KPK tanggal 25. Saya akan ke sana pada tanggal 28 nanti, ujarnya.Setahun kemudian, perusahaan ATU melanjutkan pembangunan pelabuhan, semuanya dari Henri Soetio.
Editor : Sri Agustini
