Jakarta, Kupasonline -- Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.492 per dolar AS pada Selasa (27/7). Posisi ini melemah 0,07 persen dibandingkan perdagangan Senin (26/7) sore di level Rp. 14.481 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah pada posisi Rp14.489 per dolar AS, atau menguat dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.494 per dolar AS.
Siang ini rupiah melemah kompak seiring dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia lainnya. Kondisi itu ditunjukkan oleh dolar Singapura turun 0,15 persen, dolar Taiwan turun 0,03 persen, peso Filipina turun 0,14 persen, rupee India turun 0,09 persen, yuan Tiongkok turun 0,25 persen, ringgit Malaysia turun 0,01 persen, dan mata uang Thailand turun. bath melemah 0,14 persen.
Sementara itu, yen Jepang dan won Korea Selatan berhasil menguat masing-masing 0,26 persen dan 0,42 persen.
Demikian pula, mata uang di negara maju kompak melemah terhadap dolar AS. Pound Inggris turun 0,22 persen, dolar Australia turun 0,47 persen, dolar Kanada turun 0,26 persen dan franc Swiss turun 0,14 persen.Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Ascustombi mengatakan pelemahan rupiah dan mayoritas mata uang lainnya disebabkan pasar menunggu hasil pertemuan bank sentral AS, The Fed, yang akan diumumkan pada Rabu (28/ 7) besok.
"Bank sentral kemungkinan akan menegaskan bahwa pemulihan AS yang kuat dan rencana untuk perubahan kebijakan akhirnya berlangsung," katanya dalam penelitian resmi.
Selain itu, lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia, turut menekan nilai tukar rupiah. Misalnya, China melaporkan jumlah kasus tertinggi sejak akhir Januari 2021. Sementara itu, infeksi baru juga melonjak di Jepang, tempat Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade 2021.
"Risiko dari varian delta terus meningkat secara global," katanya (*)
Editor : Sri Agustini