Jakarta, Kupasonline--Nilai tukar rupiah berada pada level Rp14.262 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pada Jumat (3/9) sore. Posisi ini menguat 10 poin atau 0,07 persen dari Rp. 14.272 persen pada Kamis (2/9).
Sementara itu, kurs acuan Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.391 per dolar AS atau menguat dari Rp14.415 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Rupiah menguat seiring dengan won Korea Selatan 0,37 persen, ringgit Malaysia 0,28 persen, peso Filipina 0,06 persen, dolar Singapura 0,04 persen, dan yuan Tiongkok 0,03 persen. Sementara itu, yen Jepang dan dolar Hong Kong stagnan.
Sisanya, baht Thailand melemah 0,51 persen dan rupee India minus 0,06 persen dari dolar AS. Mata uang utama negara maju sebenarnya berada di zona hijau.
Dolar Australia 0,47 persen, rubel Rusia 0,2 persen, dolar Kanada 0,13 persen, franc Swiss 0,09 persen, euro Eropa 0,06 persen, dan pound Inggris 0,04 persen.Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong menilai penguatan rupiah terjadi karena jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia menurun dalam beberapa hari terakhir. Pada Kamis, misalnya, jumlah kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 8.955 kasus.
Jumlah ini mengalami penurunan signifikan dari puncak tertinggi 56.757 kasus pada pertengahan Juli lalu. Untuk faktor dalam negeri karena penurunan kasus Covid-19, kata Lukman
Di sisi lain, dia menilai penguatan rupiah juga terjadi karena indeks dolar AS melemah seiring dengan rilis data ekonomi AS yang masih di bawah ekspektasi pasar. Salah satunya adalah data ketenagakerjaan versi swasta AS sebanyak 374.000 orang.
"Dolar AS sendiri juga melemah karena ekspektasi pesimistis terhadap data ketenagakerjaan," katanya.(*)
Editor : Sri Agustini
