Pilkada serentak dan pemilu lima tahunan memiliki sejumlah perbedaan. Dalam pilkada, pemilih hanya memilih kepala daerah, baik bupati, wali kota, dan/atau gubernur.
Berbeda dengan pemilu yang mana masyarakat memilih anggota DPR RI, pemilihan anggota DPD RI, pemilihan anggota DPRD provinsi, serta pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota. Masyarakat juga memilih calon presiden-wakil presiden.
Persamaan di antara pilkada serentak dan pemilu adalah sama-sama dipilih langsung oleh rakyat. Lalu calon yang terpilih sama-sama menjabat selama lima tahun.
Usai memberikan suara di TPS, para pemilih harus menandai jarinya dengan tinta yang dimiliki petugas (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Partisipasi Anak Muda
Pemilih pemula atau orang yang memilih untuk pertama kali selalu menjadi sorotan. Jumlah mereka sering kali jadi penentu kemenangan kandidat pemilihan, termasuk pilkada serentak.
Jumlah pemilih pemula selalu meningkat setiap tahun. Pada 2015, ada 1,8 juta orang atau 1,83 persen dari total pemilih. Di 2017, ada 2,2 juta orang atau 5,3 persen pemilih.Pada 2018, ada 10,6 juta orang atau 6,59 persen dari total pemilih. Sementara tahun ini, diprediksi ada 3 juta orang atau sekitar 2,8 persen. Jumlah itu meningkat dari pemilihan lima tahun lalu.
Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Agustyati mengatakan menilai anak muda punya minat partisipasi politik yang tinggi. Namun mereka sering dikecewakan dalam pemilihan.
"Mereka jadi apatis dengan politik formal seperti pemilu karena mereka tidak dapat informasi memadai bagaimana mereka bisa terlibat dalam program-program pemilu," ujar Khoirunnisa kepada CNN Indonesia.com, Kamis (22/10).
Editor : Sri Agustini