OJK Nilai Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Asuransi Jiwa Lebih Dalam Dibanding Asuransi Umum

×

OJK Nilai Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Asuransi Jiwa Lebih Dalam Dibanding Asuransi Umum

Bagikan berita
OJK Nilai Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Asuransi Jiwa Lebih Dalam Dibanding Asuransi Umum
OJK Nilai Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Asuransi Jiwa Lebih Dalam Dibanding Asuransi Umum


Jakarta, Kupasonline -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sektor asuransi umum lebih tahan (resilience) pada dampak pandemi covid-19 ketimbang sektor asuransi jiwa. Namun, secara umum kinerja premi, investasi, dan premi industri jasa asuransi mengalami kontraksi.

"Dalam hal ini, dampak pada sektor industri asuransi jiwa relatif lebih dalam kalau dibandingkan asuransi umum," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Riswinandi, dalam acara Indonesia Financial Sector Outlook 2021, Selasa (27/10).

Data OJK menyebut premi industri asuransi tercatat sebesar Rp176,32 triliun pada Agustus 2020. Angka itu turun 6,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp187,70 triliun.

Detailnya, premi asuransi jiwa turun 9,3 persen dari Rp120,84 di Agustus 2019 menjadi Rp109,60 triliun tahun ini. Kemudian, premi asuransi umum berkurang 4,62 persen dari Rp51,68 triliun menjadi Rp49,29 triliun.

"Dampak pada sektor industri asuransi jiwa relatif lebih dalam kalau dibandingkan asuransi umum. Salah satunya terkait portofolio bisnis asuransi jiwa yang sebagian besar didominasi produk terkait dengan investasi dan Paydi (Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi)," katanya.

Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memaparkan per semester I 2020 mayoritas investasi perusahaan asuransi jiwa ditempatkan pada reksa dana yakni Rp142,95 triliun. Disusul, portofolio saham senilai Rp113,85 triliun, SBN Rp76,89 triliun, dan deposito Rp36,24 triliun.

Di sisi lain, iklim investasi pasar modal cenderung fluktuatif karena pandemi covid-19 yang memengaruhi perekonomian.

Namun, Riswinandi mengatakan kondisi pasar modal saat ini membaik ketimbang periode Maret-April dimana IHSG saat itu sempat menyentuh level terendah di 3.997. IHSG telah kembali ke level psikologis 5.000-an pada Oktober ini.

"Tapi, kami menilai dinamika di pasar modal masih akan sangat dipengaruhi oleh upaya penanganan pandemi oleh pemerintah. Ini kami simpulkan dimana pasar modal sempat mengalami sentimen negatif akibat PSBB tahap 2 di Indonesia terutama di DKI Jakarta," ucapnya. Dilansir dari cnn Indonesia

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini