Jika berkunjung ke danau ini, wisatawan tidak hanya bisa memandang birunya air danau. Wisatawan juga bisa menyewa perahu tradisional (katinting) yang dimiliki warga setempat untuk berkeliling.
Untuk bisa memakai katinting, wisatawan tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, pasalnya warga sekitar menyewakan katinting dengan harga terjangkau.
Di atas katinting, wisatawan bisa melihat pemandangan pegunungan yang membentang luas sepanjang danau. Sejauh mata memandang, selain hamparan birunya air dan hijaunya pegunungan, wisatawan juga bisa menikmati tebing batu yang mengelilingi danau seluas 16 ribu hektare ini.
Selain panorama yang ciamik, danau ini memiliki ratusan spesies flora dan fauna endemik, seperti udang, siput, kepiting, dan ikan.
Pemandangan indah tidak hanya bisa dinikmati di bagian daratannya, di bawah air, danau ini juga menyimpan banyak pemandangan yang bisa dinikmati wisatawan.
Danau Matano memiliki gua bawah air yang dikenal dengan Gua Tengkorak. Di dalamnya terdapat sisa peninggalan sejarah, seperti tombak, parang, dan juga peralatan rumah yang terbuat dari besi kuningan.
Menurut masyarakat setempat, gua tengkorak dulunya digunakan untuk menyimpan para leluhur yang telah wafat. Jenazah leluhur dimasukkan ke dalam liang batu sesuai dengan adat Makole Matano.Liang batu yang ada di bibir danau Matano terhubung dengan beberapa lubang gua bawah air, salah satunya adalah gua tengkorak. Maka tidak heran, di gua tengkorak banyak ditemukan tulang belulang manusia.
Gua tengkorak juga dipercaya digunakan oleh para tetua suku sebagai tempat persembunyian jika musuh datang, sehingga keberadaan benda tajam di gua itu bukan merupakan hal yang aneh bagi warga setempat.
Bebatuan gua terdiri dari mineral yang mengendap ribuan tahun lamanya sehingga membentuk stalaktit. Batuannya mengandung nikel sehingga warna dinding gua agak sedikit kehijauan. Wisatawan juga diperbolehkan mengeksplorasi gua bawah air tersebut.
Editor : Sri Agustini