Ilustrasi |
Jakarta, Kupasonline -- Dalam sidang Komite Strategi Bisnis, Energi, dan Industri Inggris. Direktur Hubungan dan Kebijakan Publik TikTok untuk Inggris, Irlandia, dan Israel, Elizabeth Kanter mengklarifikasi ucapannya mengenai penyensoran video-video terkait insiden di Xinjiang, China untuk menghindari konflik.
Kanter sempat menyatakan bahwa TikTok menyensor video-video yang berhubungan dengan insiden di Xinjiang dan terkait Uighur untuk menghindari konflik.
Kepada CNN Business, Kanter mengatakan dia salah bicara selama persidangan.
"TikTok sebelumnya telah mengakui bahwa pada masa-masa awal, kami mengambil pendekatan blak-blakan untuk memoderasi konten yang mendorong konflik, tetapi kami juga mengatakan kami menyadari ini adalah pendekatan yang salah dan menghapusnya," kata Kanter.
"Namun, kami ingin memperjelas bahwa bahkan dalam kebijakan awal itu, tidak pernah ada kebijakan di sekitar komunitas Uighur, yang mana saya salah bicara," lanjutnya.Berdasarkan situs Parlemen Inggris, sesi sidang bersama Kanter diadakan untuk menentukan apakah bisnis TikTok di Inggris Raya turut mengeksploitasi kamp kerja paksa di Xinjiang untuk keuntungan mereka.
Kanter mulanya menyebutkan bahwa TikTok tidak menyensor konten-konten. Dia juga memastikan, TikTok bakal menolak permintaan Partai Komunis China jika meminta aplikasi menghapus konten sensitif terkait Uighur.
"Kami tidak memoderasi konten berdasarkan kepekaan atau afiliasi politik. Tidak ada pengaruh pemerintah China di TikTok," tuturnya.
Ketika dikonfirmasi oleh anggota parlemen konservatif Nusrat Ghani mengenai insiden sensor sebelumnya di TikTok, Kanter mengatakan bahwa video terkait dengan Xinjiang dihapus 'pada hari-hari awal TikTok', ketika konten diatur oleh pedoman yang berbeda.
Editor : Sri Agustini