Liza mengatakan, akibat banyaknya tanaman produktif yang dibagi-bagikan dan ditanam di hutan, warga tidak pernah lagi menebang pohon karena tanaman yang ada di hutan itu membuahkan hasil dan bisa menjadi penopang hidup keluarga mereka. "Tak ada lagi yang menebang pohon. Karena pohon menghasilkan semua," tandas Liza.
Media inipun berkesempatan mewawancarai tokoh masyarakat setempat yang juga Ketua Komonitas Peduli Sungai Guo, Amik (40). Menurut Amik, dulunya ketika belum ada penghijauan, air sungai Lubuk Minturun begitu mudah meluap saat hujan dan begitu cepat pula mengecilnya saat hujan berhenti. Namun sejak adanya penghijauan yang dilakukan oleh Perumda Air Minum Padang serta perusahaan perusahaan lainnya, air sungai jarang sekali meluap. Kalaupun sesekali meluap, itu karena intensitas hujan yang cukup tinggi. "Kalau nampak kasat matanya ya seperti itu. Sekarang air sungai Lubuk Minturun jarang meluap setelah adanya penghijauan secara kontiniu," tandas Amik.
Ia berharap program ini terus berlanjut. Sehingga warga terbantu dan lingkunganpun terselamatkan. "Kalau bibit yang diberikan bermanfaat bagi warga, sudah pasti mereka mau menjaga dan merawatnya," kata Amik lagi.
Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Padang, Prof. DR. Ir. H. Isril Berd mengatakan Perumda Air Minum Kota Padang tak bisa berjalan sendiri melakukan penghijauan. Karena dari data yang ada pada Forum DAS, 4000-4500 hektar hutan yang masuk wilayah Kota Padang harus dipulihkan kembali. Dan itu tak bisa dilakukan oleh satu instansi saja. Harus ada kerjasama yang melibatkan semua pihak dalam penangananya. Mulai dari pemerintah daerah, DPRD, BUMN, BUMD dan pihak swasta.
Menurut guru besar Universitas Andalas ini, penghijauan harus dilakukan secara holistik atau menyeluruh. Karena luas hutan yang butuh perbaikan saat ini sangat luas. "Kalau Perumda sendiri yang melakukannya tak akan sanggup," tandasnya.
Idealnya kata Prof Isril, ke depan Kota Padang harusnya memiliki suatu lembaga untuk mengurusi jasa lingkungan. Sehingga upaya pembenahan lingkungan yang dilakukan bisa terencana, berkelanjutan dan menyeluruh. "DPRD harus pikirkan anggarannya," cetusnya.
Tujuannya adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama di daerah sumber-sumber air. "Kita berharap kawasan hutan ini selalu terjaga sehingga tetap bisa menyimpan air dan mensuplai semua kebutuhan warga Kota Padang nantinya," tandas Hendra.
Ia juga menghimbau masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian hutan dengan tidak menebang pohon. "Kita akan sediakan terus bibitnya, masyarakat tinggal tanam, merawat dan memanfaatkannya," tandas Hendra lagi. (*)