Payocraft juga sering mengikuti berbagai pameran dan bazar serta seminar atau pelatihan. Bahkan, menurut Maya, disaat pandemi Covid-19 ini, ibu-ibu anggota komunitas semakin produktif menghasilkan karya rajut dengan penjualan melalui online dan offline.
"Untuk galeri sementara tersebar di 3 tempat, Rajut Azima Koto Nan Ampek, Ratna Handmade di Kapalo Rimbo, dan di Rumah Rajut Fayari Parik Muko Aia," paparnya menambahkan.
Sekarang Payocraft sudah beranggotakan sebanyak 31 orang dan sudah berjalan 2 tahun. Payocraft membuka kesempatan bagi ibu-ibu yang ingin ikut bergabung, silahkan hubungi pengurus @mairefda.
Sementara itu, Kadisnakerin Wal Asri menyampaikan dengan telah berusia 2 tahun, diharapkan Payocraft terus memiliki kreatifitas yang lebih tinggi. Sehingga, ada transformasi dari pengrajin menjadi pengusaha.
"Peluang Payocraft sangat menjanjikan di pasar dalam dan luar negeri, karena produk "handmade" itu nilai jualnya lebih tinggi," ujar Wal Asri.
Editor : Sri Agustini